Bandarlampung (Pikiran Lampung)-Tragedi kemanusiaan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya membuat warga mengungsi untuk menyelamatkan diri. Sampai Minggu (29/9) pukul 11.00 WIB, dari pantauan tim Aksi Cepat Tanggap (ACT), pengungsi masih terus berdatangan ke Yonif 751 Sentani, Kabupaten Jayapura.

Melihat puluhan warga menjadi korban dan ribuan lainya harus mengungsi, dukungan berupa hastaq #sayapeduliwamena terus diberikan baik online maupun offline.

Masyarakat Lampung pun tak tinggal diam, moment jalan sehat di lokasi Car Free Day (CFD) Tugu Adipura pun dimanfaatkan untuk swafoto dengan selembar kertas bertulis hastaq tersebut.

Selain itu dukungan donasi kemanusiaan juga terus mengalir. Nantinya donasi tersebut akan disalurkan dalam bentuk santunan langsung kepada keluarga korban meninggal dunia dan warga terdampak konflik.

Dian Eka Darma Wahyuni Kepala Cabang ACT Lampung   mengatakan tim di lokasi terus melakukan pendataan jumlah pengungsi.  Angka pasti belum bisa didapat karena pengungsi hilir mudik.

“Sebagian ada yang sudah pergi meninggalkan pengungsian, pulang ke kampung halaman, atau tinggal di tempat kerabat. Sedangkan sebagian lagi masih ada yang bertahan di pengungsian Yonif 751, mereka mencari tempat aman. Di Yonif 751 sendiri bisa menampung pengungsi sekitar 200 orang,” jelasnya.

Di Sentani, pengungsi berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Mayoritas dari mereka lari ke luar Wamena tanpa membawa barang berharga. Titik pengungsian juga ada di lokasi lain.

Tim ACT telah tiba di Sentani sejak Minggu dini hari. ACT membawa sejumlah tim dokter untuk memantau kesehatan pengungsi. Tak hanya bantuan medis ACT juga akan mendistribusikan pangan serta mendirikan dapur umum untuk ketersediaan makanan siap santap bagi pengungsi.

 “ACT juga telah membuka posko kemanusiaan di Jalan Raya Kemiri nomor 157 Sentani, Hinekombe, Papua, sedangkan di Lampung juga telah dibuka posko pengumpulan bantuan di Jl. Jendral Sudirman No. 73E Pahoman Bandar Lampung” tambahnya.(wan/act).

Post A Comment: