Rumah Sakit Bumi Waras Bandarlampung.foto Ist

Bandarlampung- Penyebab meninggalnya pasien cuci darah di Rumah Sakit Bumi Waras (RSBW) Bandarlampung, terus diselidiki dan didalami pihak yang berwajib. Untuk keperluan tersebut, jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Lampung akan melakukan autopsi mayat Bramanto (45) warga Kecamatan Telukbetung Utara (TBU), Bandarlampung yang meninggal dunia saat menjalani cuci darah.
"Kami akan segera melakukan autopsi untuk mengungkap kematian Bramnto, tetapi terlebih dahulu minta izin keluarga," kata Dirkrimsus Polda Lampung Kombes Pol Dicky Patria Negara di Bandarlampung, Rabu (20/10/2016).
Dia mengatakan, pemeriksaan alat cuci darah yang digunakan pasien pun akan dilakukan, apakah bermasalah atau tidak.
Termasuk memeriksa genset, sebab ada 10 orang yang melakukan cuci darah pada saat listrik padam oleh sebab itu akan dilakukan secara intensif mesin yang digunakan korban.
"Kita juga akan mencari ahli untuk mengetahui cara kerja alat, apakah sudah sesuai SOP atau tidak," kata dia.

Menurutnya, pihaknya perlu mengetahui seperti apa cara kerja mesin tersebut untuk mengungkap kasus ini, termasuk saat kejadian lampu padam.
"Kita perlu mengetahui seperti apa kronologis kejadiannya, agar terbuka secara jelas seperti apa pasien meninggal dunia," kata dia.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Medis RSBW, dr. Arief Yulizar mengatakan pasien telah dirawat inap selam dua hari di ruang ICU lalu dipindah ke rawat inap, dalam diagnosa yang bersangkutan mengalami komplikasi penyakit dalam.
"Setelah dilakukan perawatan dan cuci darah pertama hasilnya membaik, kebetulan pada cuci darah ke dua ada pemadaman listrik dan semestinya dengan genset yang kami miliki dalam jangka waktu tujuh detik langsung otomatis menyala," katanya.

Dia mengatakan, petugas pun wajib melakukan pengecekan alat Uninterruptible Power Supply (UPS), yang merupakan hardware sangat penting dengan fungsi sebagai perantara penyuplai daya dari aliran listrik.
Sedangkan cara kerja dari UPS adalah dengan menyimpan daya lalu mengalirkannya ke output, oleh karena itu, ini sangat penting sebab memiliki simpanan daya untuk menyuplai tegangan listrik apabila terjadi listrik padam mendadak.
"UPS kami bisa dites apakah rusak dan tidak nyala, ada pasien lainnya bersamaan menjalani cuci darah di ruang yang sama juga tidak ada masalah," kata dia. Ia melanjutkan, diduga penyebab kematian adalah serangan jantung atau kondisi saat itu lemah, terlebih saat itu penjaga dan penanggungjawab ruangan haemodialisa seluruhnya berada di lokasi.

"Seharusnya PLN ini juga memberitahu kalau ada pemadaman dan sebenarnya masalahnya bukan pada listrik, karena tujuh detik juga dengan genset serta UPS mesin cuci darah itu sudah bisa hidup," kata dia.(ant/p1)

Post A Comment: