Salah seorang agen sedang menunjukan tabung gas yang sedang habis. foto ilustrasi/ist |
Kondisi ini membuat warga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) dan Kabupaten (Pemkab) tidak hanya tinggal diam, namun segera turun dalam mengatasi kelangkaan gas di pangkalan dan agen yang beroperasi di Bandarlampung dan Lampung Selatan. Bahkan, akibat kelangkaan tersebut marak beredar gas elpiji berlabel untuk jatah di kabupaten lain.
Menurut Rita, salah seorang Ibu rumah tangga di Desa Sabah Balau, Lampung Selatan, akibat kelangkaan gas melon tersebut membuat kalangan mereka kesulitan memenuhi kebutuhan memasak sehari-harinya.
"Gas elpiji 3 kilogram sulit didapat di warung-warung dan pengecer, bahkan ada warung yang kosong stoknya beberapa minggu terakhir. Kalau ada, dalam setiap tabung dijual seharga Rp24 ribu-Rp25 ribu," ujarnya, Selasa (9/5).
Dia khawatir, jika tidak segera diambil langkah tegas, kelangkaan gas akan terus berlanjut hingga Ramadhan mendatang. Sehingga Instansi terkait segera turun mengatasi kelangkaan gas tersebut.
"Kami bingung mau memasak kalau masih terus langka. Apalagi, berdasarkan keterangan warga ada di daerah lain, tabung gas 3 kilogram sulit didapat hampir sebulan terakhir," terangnya.
Hal yang sama dikemukankan oleh Dwi Asyari, Warga Kelurahan Sukarame Bandarlampung.”Waduh bng, setiap warung kosong gasnya,”jelasnya dia. Keduanya pun berharap agar kelangkaan ini bisa cepat diatasi oleh pihak yang berwenang.
Terpisah, menurut Ahmad Zaini, salah seorang pengecer, kelangkaan ini disebabkan belum datangnya pasokan dari para agen.”Dari agenya memang belum datang mas. Kita sudah pesan dari jauh hari namun jawabannya belum ada barang,”tegasnya.
Sementara itu, hingga berita ini dilansir pihak –pihak terkait belum bisa dimintai keterangan. (wawan)
Post A Comment: