Gedung Bank Indonesia Perwakilan Lampung.. foto istimewa
Bandarlampung-Di bulan Mei 2017 ini, Provinsi Lampung mengalami inflasi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,88 persen (month to month), jauh di atas perkiraan dan realisasi bulan sebelumnya yang mencatat deflasi sebesar 0,21 persen. Hal ini merujuk kepada pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia kantor perwakilan Provinsi Lampung.

Dua kota yang dinilai stabil ekonominya, justru jadi penyebab tingginya inflasi tersebut. "Tingginya inflasi tersebut terjadi di dua kota perhitungan inflasi di Lampung, yakni Kota Bandar Lampung 0,89 persen dan Kota Metro 0,86 persen sehingga masing-masing menempati peringkat ke-4 dan ke-5 inflasi tertinggi di Indonesia dari 82 kota perhitungan inflasi," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Arief Hartawan di Bandarlamung, Sabtu(3/6/2017). 

Ia menyebutkan secara kumulatif sampai dengan Mei 2017, inflasi di Provinsi Lampung telah mencapai 1,95 persen (year to date), lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata periode yang sama dalam 3 tahun terakhir yang sebesar 0,79 persen (ytd). 

Sedangkan secara tahunan, inflasi di Provinsi Lampung pada bulan ini mencapai 5,12 persen (year on year), berada di atas angka inflasi IHK nasional yang tercatat sebesar 4,33 persen (yoy) dan inflasi IHK di Sumatera yang sebesar 4,87 persen (yoy).

Menurut hasil pemantauan harga yang dilakukan oleh BPS, tingginya realisasi inflasi tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan (volatile food) dengan kenaikan mencapai 2,55 persen (mtm) akibat meningkatnya harga komoditas cabai merah, bawang putih, telur ayam ras dan beras dengan sumbangan masing-masing sebesar 0,19 persen, 0,17 persen, 0,09 persen dan 0,08 persen. 

Namun demikian, hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) secara harian yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Lampung dan pemantauan harga yang dilakukan oleh TPID se-Provinsi Lampung menunjukkan bahwa komoditas bumbu-bumbuan dan beras tidak mengalami kenaikan harga yang tinggi. 

"Kenaikan yang cukup signifikan hanya terjadi pada komoditas bawang putih dan telur ayam ras," jelas Arief. 

Dengan perkembangan tersebut, menurut dia, seharusnya inflasi IHK di Lampung pada Mei 2017 dapat lebih terkendali karena TPID di seluruh kabupaten/kota di Lampung telah melakukan berbagai upaya stabilisasi harga serta memastikan bahwa kondisi pasokan pangan mencukupi. 
"Melalui pemantauan harga dari distributor dan pasar, TPID se-Provinsi Lampung juga memastikan bahwa kondisi pasokan dalam jumlah yang memadai, bahkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung sampai dengan hari raya Idul Fitri berlangsung,"jelanya.(Ant/p1)

Post A Comment: