 |
| foto Wawan Pikiran Lampung |
Sebab, selain banyak kejanggalan proyek tersebut juga cukup membuat resah masyarakat setempat. Menurut warga Desa Way Huwi, yang sempat ditemui tim Pikiran Lampung, salah satu yang cukup janggal adalah proyek tersebut tanpa plang nama.
"Seharusnya setiap proyek harus ada plang nama, karena itu menggunakan anggaran dan dana dari rakyat, ya kami rakyat mesti tau dong itu proyek apa, dananya berapa, CV atau PT nya apa. Inikan gak ada, apa ini proyek siluman?," ungkap warga setempat yang tidak ingin namanya disebut, Minggu (23/9/2018). Selain itu, lanjutnya, pengerjaan proyek yang terletak di Jalan Madrasah Desa Way Huwi tersebut juga diduga ada kejanggalan lain. Terutama, untuk kendaraan pengeras batu, Roller atau biasa juga disebut wolles.
" Roller yang dipakai juga perlu dipertanyakan, apakah sudah susai speknya, Misal, 4 sampai 6 ton, atau 8 sampai 12 ton. Karena yang kami lihat itu wolles yang dipakai kecil dan diduga ga sesuai spek, kayaknya kurang layak untuk pembuatan jalan besar,"jelasnya. Selain itu, kata dia, batu yang dipakai untuk jalan tersebut perlu juga dipertanyakan, apakah sudah sesuai spek dan sudah memenuhi standar kualitas.
Sementara, warga lainnya juga mengatakan, jika pengerjaan jalan tersebut tanpa ada pemberitauan kepada masyarakat setempat. "Kalau bicara etika, harusnya rekanan yang mengerjakan proyek tersebut ada komunikasi dengan kami warga di sini, ini ga ada, tiba-tiba jalan sudah dikerjakan, Kami bukan mau menghalangi atau merecoki tapi kami minta supaya pengerjaan ini bisa sesuai dengan aturan yang ada. Kalau kami warga di sini sangat mendukung adanya pembangunan jalan ini, tapi yang sesuai dan beretika dong,"tandasnya. Sementara itu, tanpa plang nama, wartawan media ini sulit untuk meminta konfirmasi ke rekanan maupun ke dinas PU Lampung Selatan, terkait proyek tersebut.
Post A Comment: