Bandarlampung (Pikiran Lampung)-Saat ini masih banyak warga Kota Bandarlampung yang hidup dengan standar ekonomi minim dan memerlukan uluran tangan para dermawan.

Bertalian dengan itu, sekitar 200 warga Kelurahan Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung yang terdiri dari anak-anak dan dewasa berkumpul di pekarangan kosong Jalan Tulung Buyut untuk mendapatkan penyuluhan Gizi seimbang dan makanan sehat.

 Kegiatan ini dakam rangka pembukaan Program Bengkel Gizi ACT Lampung yang bekerjasama dengan Puskesmas Bakung, Kamis (12/9/2019).

Penanggung Jawab Program Arief Rakhman menjelaskan, lokasi Bengkel Gizi Terpadu dipilih tidak terlalu jauh dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bakung. Hal ini supaya menjangkau warga yang setiap hari mengais rejeki memilah sampah maupun warga sekitar yang membutuhkan asupan gizi.

Program Bengkel Gizi Terpadu mengusung kolaborasi antar pemangku kebijakan terkait diantaranya Pemerintah Kelurahan Bakung, Puskesmas Bakung, Surya Bakery Tirtayasa dan Pengajian Sakina Perumahan Taruna Indah Sukabumi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sehat dan produktif. Bengkel Gizi Terpadu akan terus mengedukasi warga mengenai pentingnya hidup sehat dan pemenuhan gizi seimbang.

Selain itu juga mengusung konsep go green dimana warga membawa peralatan makan sendiri sehingga dapat meminimalisir penambahan sampah dilokasi kegiatan.

“Bengkel Gizi Terpadu menjadi wadah dermawan dan relawan untuk menyalurkan pikiran, tenaga dan hartanya dalam mewujudkan hidup sehat di Provinsi Lampung khususnya Kelurahan Bakung, kegiatan pendampingan akan dilakukan secara reguler dan terpadu,” jelasnya. 

Ahli Gizi Puskesmas Bakung Asih Rahmawati menuturkan masyarakat Bakung masih minim pemahaman mengenai penerapan gizi seimbang seperti mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral yang cukup.

Program Bengkel Gizi Terpadu merupakan bentuk kepedulian untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan mengkonsumsi makanan sehat. Dalam kegiatan penyuluhan juga diberikan pemahaman mengenai bahaya mengkonsumsi makanan kadaluarsa maupun makanan yang sudah terkontaminasi sampah.

“Harapanya kegiatan tersebut bisa berkelanjutan sehingga menjadi program reguler untuk mendampingi masyarakat yang membutuhkan edukasi hidup sehat dan pemenuhan gizi seimbang, kami dari Puskesmas Bakung sangat mendukung program ini,” harapnya.

Sementara Saiyah (45) sangat senang menikmati makanan sehat berupa Nasi, Ayam, Tahu, Sop Sapi dan Sayur. Makanan selengkap itu sangat jarang dikonsumsi karena minimnya perekonomian keluarganya.

“Sehari-hari ngrongsok, kalau ada makanan sisa kami ambil untuk dimakan. Sebenarnya sudah pernah dapat penyuluhan mengenai larangan mengkonsumsi makanan kadaluarsa dan tercampur sampah, tapi ya gimana lagi. Alhamdulillah, hari ini senang bisa makan lengkap banget, enak masakanya,” pungkasnya.

Post A Comment: