Bandarlampung (Pikiran Lampung)-Sakit kepala kerap disepelekan oleh banyak orang, karena dianggap akan sembuh dengan sendirinya. Bahkan, sakit kepala disebut menjadi 'penyakit sehari-hari' saking seringnya dialami.

Dokter spesialis saraf dari RS. Abdul Moeluk, RS Advent dan RS Graha Husada yakni dr. Zam Zanariah,Sp.S.M.Kes menyebutkan pencetus sakit kepala terjadi akibat aktifnya saraf nyeri di kepala.

"Sakit kepala dipicu oleh beberapa perilaku sehari-hari, seperti kurang tidur atau telat makan. Sakit kepala juga dapat dipicu oleh sejumlah penyakit, antara lain sakit gigi, infeksi telinga, migrain atau migrain pada anak, hipertensi, atau tumor otak," katanya saat suara  di TVRI diacara Sehat Itu Perlu (SIP) , Jum'at (27/9/2019).

Bersama dr. Isura Febrihartati (dr.Icu) presenter TVRI ini menemani dr. Zam talk show mengenai waspada sakit kepala selama 1 (satu) jam siaran Live di TVRI.

dr. Zam menjelaskan pengobatan sakit kepala tergantung dari penyebabnya. Bila tidak ada gejala lain yang berbahaya, sakit kepala dapat diredakan dengan obat-obatan yang dijual bebas, seperti paracetamol. Bila sakit kepala dirasa mengkhawatirkan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.

"Untuk mencegah sakit kepala akibat perilaku sehari-hari, terapkanlah perilaku hidup yang sehat, misalnya beristirahat dengan cukup dan rutin berolahraga. Sedangkan untuk sakit kepala akibat suatu penyakit, pencegahan yang terbaik adalah dengan mengobati penyebabnya", tips dati dr. Zam dalam  mencegah pemicu sakit kepala.

Sakit kepala merupakan tanda umum dari berbagai jenis penyakit. Nyeri ini bisa terjadi karena infeksi virus hingga pertanda penyakit serius seperti tumor atau stroke.

dr. Zam menjabarkan ada 2 ( dua ) jenis nyeri kepala yaitu:
Nyeri kepala primer, yaitu nyeri kepala yang disebabkan gangguan pada bagian kepala seperti otot, pembuluh darah atau saraf. Penyebab pasti belum diketahui hingga saat ini sehingga untuk mengatasinya hanya diperlukan perubahan pola hidup sehat dan obat pereda nyeri.

Nyeri kepala sekunder, yaitu yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh adanya penyakit lain. Misalnya tumor otak, perdarahan otak, glaukoma, stroke dan sebagainya.

"Sebagian besar keluhan sakit kepala yang dialami seseorang merupakan nyeri kepala primer. Pencetus paling seringnya adalah kelelahan, kurang tidur, pola makan tidak baik, stres, cemas dan sebagainya", ucap dr. Zam.

Kemudian nyeri kepala primer terdiri dari tiga jenis, yaitu migrain, sakit kepala tipe tegang (tension-type headache), dan sakit kepala cluster.

dr. Zam menambahkan nyeri kepala tipe tegang adalah jenis yang paling sering dialami orang dewasa. Gejalanya seperti kepala yang diikat kencang atau kepala dan leher terasa kaku. Sedangkan migrain adalah nyeri kepala sebelah yang terasa berdenyut. Pada migrain, bisa muncul keluhan penglihatan kabur, tangan atau kaki kebas, sulit bicara, atau gangguan saraf (secara medis disebut sebagai aura). Jenis terakhir adalah nyeri kepala tipe cluster, yang rasanya daerah mata seperti ditusuk-tusuk, serta mata dan hidung berair.

"Nyeri kepala primer ini biasanya dapat diatasi sendiri di rumah, yaitu dengan istirahat dan konsumsi obat pereda nyeri sesuai anjuran. Penggunaan jangka panjang tidak disarankan karena bisa timbulkan efek samping, termasuk nyeri kepala berulang", tutup dr. Zam.

Acara ini ditutup dengan berakhirnya dialog interaktif tanya jawab dari beberapa penelpon ke dr. Zam (selaku narasumber). (indah)

Post A Comment: