Pesawaran (Pikiran Lampung)-Diduga tidak sesuai RAB dan 'serampangan', pekerjaan peningkatan ruas jalan pengaspalan (Hotmik-Red) di Desa Kota Baru, Umbuk gading, Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran terpaksa diberhentikan  oleh Dinas PU PR setempat.

Hal itu dikatakan Zainal Fikri, kepala dinas PUPR Kabupaten Pesawaran, Kamis (17/10). "Terkait adanya keluhan sejumlah warga masyarakat Desa Kotabaru tentang pengunaan matrial Sabest yang bercampur tanah dalam pekerjaan yang dilaksankan oleh pihak rekanan, kemudian kami tindak lanjuti. Ternyata matrial yang digunakan adalah sabest bukan mengunakan batu dengan ukuran 3,5. Jadi sementara pekerjaan tersebut kami berhentikan,"jelasnya. Hal ini lanjutnya,  sebelum pihak rekanan menganti sabest menjadi batu 3,5.

Fikri juga mengatakan, bahwa Dinas PUPR akan besikap tegas terhadap siapa pun rekanan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan. Kalau itu, pihaknya berharap agar pembangunan yang di laksanakan benar benar berkwalitas sehingga dapat di rasakan oleh masyarakat.

"Saya tegaskan kepada pihak rekanan untuk  segera menganti Sabest yang telah dipasang dan segera mengati nya dengan batu ukuran 3.5. Karena hal itu akan berdampak terhadap rendah nya kwalitas jalan yang akan di hotmik,"ujarnya.

Ia juga mengigatkan kepada semua rekanan dinas PUPR agar dalam melaksankan pekerjaan nya harus sesuai dengan ketentuan dan RAB yang ada sehingga pekerjaan yang di laksakan benar benar berkwalitas dan sesuai dengan ketentuan.

"Saya ingatkan kepada seluruh rekanan Dinas PUPR agar dalam melaksankan pekerjaan,harus sesuai dengan ketentuan nya   sehingga setiap pekerjaan yang di laksankan oleh pihak rekanan berkwalitas,jika ada rekanan dinas PUPR melaksankan pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan maka kami akan bertindak tegas,"pungkasnya.

Sebelumnya, sejumlah warga Desa Kota Baru kecamatan Negeri katon Kabupaten Pesawaran keluhkan pekerjaan peningkatan jalan sampai dengan hotmik yang di nilai pekerjaan nya asal jadi,pasal nya bahan baku yang di gunakan dalam pembangunan jalan hotmik tersebut mengunakan. Sabest yang bercampur dengan tanah yang seharus nya mengunakan batu ukuran 3,5 sehingga di khawatirkan pekerjaan peningkatan jalan tersebut tidak tahan lama dan mudah hancur.

Salah seorang warga saat ditemui di lokasi proyek mengaku, sangat kecewa melihat realisasi pekerjaan proyek jalan tersebut.

“Pekerjaan proyek sangat tidak wajar sehingga mengecewakan masyarakat. Sebab terkesan dikerjakan asal jadi, dari bahan baku  pun mengunakan sabest yang bercampur dengan Tanah bukan mengunkan batu ukuran 3,5 yang biasa di gunkan sebagai dasar jalan hotmik,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya dengan nada kesal, kemarin.

Menurut dia, buruknya kualitas pekerjaan proyek tersebut disebabkan bahan baku yang di gunakan adalah sabest yang bercampur tanah serta penimbunan base jalan tidak benar-benar padat, sehingga  di khawatirkan aspal hotmix nanti nya mudah hancur saat dilintasi kendaraan.

"Bagi mana kwalitas jalan tersebut akan baik,kalau bese nya mengunakan sabest yang bercampur dengan tanah, di tambah lagi pekerjaan yang di laksakan terkesan asal asalan,saya pastikan jalan hotmik tersebut nanti nya tidak akan bertahan lama dan mudah rusak,"ujar nya lagi.

Ia juga mengatakan bahwa Masyarakat berharap pihak kontraktor segera memperbaiki kembali bagian badan jalan yang mengunakan sabest yang bercampur tanah dapat di ganti dengan mengunakan batu dengan ukuran 3.5 sehingga badan jalan itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.  (Feri/jendri)

Post A Comment: