Bandarlampung (Pikiran Lampung) --- Musim hujan saat ini, menyebabkan sejumlah wilayah di Lampung, tak terkecuali di Bandar Lampung kerap diterjang banjir. Kecamatan yang paling terdampak banjir di Bandar Lampung adalah Kecamatan Sukarame, Wayhalim, dan kawasan Tanjungsenang.

Belum amannya wilayah Kota Bandar Lampung dari bencana banjir, menyebabkan calon Wali Kota Bandar Lampung H. Firmansyah Alfian angkat bicara. Firmansyah mengatakan hal itu karena belum adanya pengelolaan sampah dengan baik dan penggerusan bukit yang tidak terkendali.
“Selain penggerusan bukit dan pengelolaan sampah yang buruk, banjir juga lebih disebabkan dengan tata ruang kota yang tidak sesuai peruntukan. Sehingga, menurut saya mengatur tata ruang kota sangat penting dilakukan,” kata dia, kepada wartawan, Selasa (4/2/2020).
Bang Firman, panggilan akrabnya, juga menjelaskan kawasan pendidikan di Bandar Lampung seharusnya juga bisa menjadi kawasan hijau yang berfungsi sebagai kawasan resapan air. “Lihat saja kawasan perbukitan sekarang sudah sangat hancur akibat dikeruk. Hal ini harus kita hentikan segera,” kata Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Lampung itu.

Untuk itu, jika nanti diberi amanah oleh warga Bandar Lampung untuk memimpin kota ini, Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu mengatakan tata ruang kota akan menjadi fokus pembangunan. “Jika ada pelanggaran, harus ditindak tegas. Apalagi, yang saya tahu sudah ada peraturan daerah soal penggerusan bukit,” kata dia.
Terkait pengelolaan sampah, lanjut Ketua Aptisi Wilayah II-B. Lampung ini, pihaknya akan melatih dan mengajari warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan warga harus bisa memilah sampah organik dan sampah an-organik. “Saat ini kan sudah ada teknologi pengelolaan atau daur ulang sampah, sehingga sampah bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi warga,” kata dia.
Selain itu, kata Bang Firman, kawasan resapan, saluran, dan sungai yang ada di Bandar Lampung juga perlu dilakukan normalisasi. Namun, semua juga harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan butuh kebersamaan (berjamaah) dalam mengatasi banjir yang kerap terjadi saat musim penghujan.

“Kita harus buat perencanaan, cari akar masalahnya. Kemudian, selesaikan semua persoalan secara komprehensif. Terutama dalam mendidik masyarakat untuk hidup tertib, sehat dan tidak membuang sampah sembarangan. Jika semuanya berjamaah, tertib, dan ikhlas, Insya Allah ke depan tidak ada lagi banjir yang menghantui warga,” kata dia.
Dengan konsep berjamaah, Firmansyah mengatakan akan melibatkan berbagai kalangan. Seperti akademisi, organisasi pemerhati lingkungan seperti Walhi, dan para tokoh dalam mencari solusi. “Mungkin tidak akan selesai dalam waktu satu atau dua tahun. Tapi, paling tidak saat pergantian kepemimpinan Kota Bandar Lampung program terus berjalan dan masalah dapat diatasi,” kata mantan anggota DPRD Lampung itu. (**)

Post A Comment: