foto ilustrasi. ist 

Bandarlampung (Pikiran Lampung)- Angka kematian akibat wabah virus Corona di Lampung kembali bertambah.

 Hal ini dibenarkan oleh juru bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kadiskes Provinsi Lampung, Reihana. Menurutnya, satu pasien dalam pengawasan atau PDP meninggal dunia, Sabtu (11/4/2020).
“Satu orang dari PDP berjenis kelamin laki-laki, usia 65 tahun asal Bandar Lampung, wafat” ujarnya, melalui video yang dikirim ke WhatsApp Group (WAG) Gugus Tugas Covid-19 Lampung.

Menurut Reihana, pasien tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota atau daerah terjangkit virus Corona (Covid-19) ataupun dikunjungi orang lain.
“Hanya ada riwayat kontak dengan anaknya yang baru pulang dari Serang, Banten sejak dua pekan terakhir sebelum sakit,” jelasnya.

Sebelumnya, pasien tersebut pernah berobat ke klinik yang ada di Bandar Lampung, dengan keluhan demam dan sesak nafas serta diare hingga empat sampai lima kali dalam sehari.
Kemudian, pada 5 April 2020 pasien dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Bandar Lampung, dengan keluhan sesak nafas yang tinggi, lemas, diare, serta terindikasi dengan diagnosis kronik dan juga ada diabetes, dan suspect bronkitis.

“Jadi, pasien tersebut selain karena usia sudah lanjut, memang ada beberapa penyakit penyerta,” kata Reihana.

Selanjutnya, pada 9 April 2020, pasein mengalami kondisi kesehatan yang buruk, karena O2-nya atau kadar oksigen dalam darah hanya 63 persen.

“Kemudian dilakukan penanganan tim medis dengan memasang NMM 2 gas liter selama 1 jam. Tapi kondisi pasien tidak ada juga perubahan perbaikan,” jelas Reihana.

Setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, tim Covid-19 dan rumah sakit swasta, pasien tersebut ditetapkan sebagai PDP dan langsung dilakukan pengambilan swab.
Pada Kamis, 9 April 2020, pukul 11.00 WIB pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM). Saat itu kondisi pasien sempat mengalami perbaikan.
“Lalu pada Jumat, 10 April 2020, kondisi pasien stabil. Namun sore hari kesehatan badannya menurun kembali,” terang Reihana.

Selanjutnya pada 11 April 2020 pukul 03.30 WIB, dilakukan dyssisop, namun pernafasannya tidak merespon juga dan pasien pada saat itu dinyatakan meninggal dunia

“Sementara kami masih menunggu hasil laboratorium swab dari pasien itu, untuk menentukan statusnya, positif atau negatif Covid-19,” kata Reihana.(HDL/Wawan)

Post A Comment: