Tanggamus - Menanggapi pemberitaan Media yang tergabung di Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Tanggamus terkait keluhan masyarakat gagal panen akibat hama wereng, membuat Komisi II yang juga membidangi Pertanian Tanaman Pangan angkat bicara.


Dihubungi Via Telepon, Ketua Komisi II DPRD Tanggamus, Fakhruddin Nugraha, SE mengatakan Kadis pertanian sedang Diklat Kepemimpinan Tingkat II (PIM II). Saya sebagai ketua Komisi II dan juga sebagai Anggota DPRD Tanggamus tentu mengharapkan agar memaksimalkan fungsi dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kamis (03/12/2020).


"Kalau pendidikan nya itu mengganggu aktifitas Dinas Pertanian untuk melakukan pelayanan ke masyarakat. Harusnya Bupati Tanggamus mengganti Kepala Dinas (Kadis) tersebut. Kami aja setiap hearing di Dewan tidak pernah di hadiri Kadis Pertanian," tegas Fakhruddin.



Lanjutnya, jangan sampai pendidikan nya itu mengganggu pelayan ke publik dan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dari Dinas Pertanian. Dan juga bisa menjawab permasalahan masyarkat terkait hama segala macamnya.


"Gunanya dibuat Dinas Pertanian untuk menjawab permasalahan Pertanian di masyarakat. Tugas pokoknya jadi Kepala Dinas itukan memanagerial Dinas. Kalau masalah sekolah segala macam itu tugas nomor 2 nomor 3," pungkas Fakhruddin.


Terpisah, saat dikonfirmasi terkait banyaknya keluhanan masyarakat tentang gagal panen akibat hama wereng, Kabid Pertanian, Wakijan menjelaskan Dinas Pertanian  kekurangan tenaga penyuluh. 


"Kami kekurangan tenaga penyuluh, masing-masing 1 orang penyuluh menangani 16 kelompok. Petugas penyuluh khusus hama adalah Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). Petugas Provinsi ada  5 orang. Itu bukan punya Dinas Pertanian Tanggamus, melainkan Petugas dari Provinsi diperbantukan disini. Setiap petugas penyuluh punya Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) masing-masing. Hal ini sudah kita sampaikan ke BKD dan Kementerian," terang Wakijan.



Sebelumnya, diberitakan Gagal panen di beberapa daerah di Kabupaten Tanggamus akibat hama wereng sangat membuat petani di daerah ini mengeluh. 


Hal tersebut di ungkapkan beberapa petani padi di seputaran Kota Agung seperti di pekon Terbaya, Senin (30/11).



Salah satu petani di Terbaya, Rusdi mengatakan ini kegagalan yang paling parah yang di alami oleh petani di Pekon Terbaya ini. Seakan-akan pihak Dinas Pertanian tutup mata atas peristiwa serangan hama wereng ini. Kami mengalami kerugian akibat gagal panen tahun ini.


Lanjutnya, yang membuat kami kecewa kemana PPL Dinas pertanian Tanggamus. "Bantuan-bantuan obat-obatan baik dari Dinas Pertanian maupun dari Kementerian Pertanian dikemanakan ? Ironisnya lagi bangunan OPAL didepan Kantor Dinas Pertanian Tanggamus itu fungsi dan tujuan apa ? Manfaat bagi petani apa ?. Itu sia-sia dikarnakan keberadaan OPAL ( Obor Pangan Lestari) itu tidak kami rasakan manfaatnya," ungkap Rusdi. 


Bukan hanya di petani Padi di Kecamatan Kotaagung yang mengalami kegagalan namun hampir di seluruh wilayah kabupaten Tanggamus mengalami kegagalan panen ini. 

Namun Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura kabupaten Tanggamus seolah-olah tutup mata karena tidak ada tindakan untuk mengantisipasi hal tersebut. 


Seperti ungkapan-ungkapan para petani yang kecewa dengan dan mengeluhkan keberadaan Dinas pertanian yang tidak memberikan penyuluhan kepada mereka, "Buat apa ada penyuluh-penyuluh pertanian kalau tidak di fungsikan," ujar salah seorang petani sawah yang enggan namanya buat di publikasikan. 


Menanggapi keluhan para petani yang mengalami gagal panen akibat wabah hama werang yang mendera petani baru-baru ini. Kadis Pertanian Kabupaten Tanggamus Catur menerangkan terjadinya hama werang ini sesuai dengan siklus iklim. Sesuai amflitudo suhu.


"Banyak petani tidak mengikuti anjuran dari kami (Dinas Pertanian). Sudah kami adakan pengedalian hama. Dari bulan Oktober. Hama wereng bukan hanya menyerang di Tanggamus saja yang mengalami gagal panen namun terjadi juga di Pesisir Barat. PPL sudah kami turunkan ke lapangan, membantu petani. Mengenai OPAL (Obor Pangan Lestari) tersebut bantuan dari Provinsi. Sistemnya bergulir, dan terus tetap bergulir. Sudah beberapa kali dimanfaatkan untuk bibit percontohan di Tanggamus," pungkas Catur. (Tim)





Post A Comment: