Bandarlampung ( Pikiran Lampung
)- Saat ini umat Islam mulai fokus untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1442 hijriah. Padahal sebelum memasuki Ramadhan, kita akan melalui satu bulan yang juga sangat banyak keistimewaannya. Yang satu hari lagi insya Allah akan menjumpai kita. Sebab, di bulan ini ada pengampunan dosa dan diijabah doanya pada malam ke 15.

Bulan ini ini dikenal dengan bulan Sya’ban. Dinamakan demikian karena banyak faktor, salah satunya karena bulan ini berada diantara dua bulan mulia yang menjadi fokus perhatian umat islam untuk tidak berlalu begitu saja tanpa diisi dengan berbagai macam ibadah. Bulan ini sekalipun terjepit diantara dua bulan yang didalamnya dipenuhi kesibukan ibadah bukan berarti ia tidak memiliki keistimewaan sehingga harus dilupakan.

Rasulullah sangat memberikan perhatian yang lebih terhadap bulan ini dengan berpuasa  sebanyak-banyaknya yang tidak pernah dilakukan oleh bulan-bulan lainnya kecuali bulan ramadhan karena didalamnya banyak mengandung keistimewaan (Dr. Mahmud Sayyid Shabih, Lailat al-Nisfi min Sya’ban, h. 20) sebagai berikut:

Pertama, turunnya perintah bershalawat dan memberi salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw

Ayat yang memerintahkan kita untuk bershalawat dan memberi salam kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang terdapat dalam surah alAhzab: 56
((إن الله وملائكته يصلون على النبي، يا أيها الذين  آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما))
menurut kalangan ulama’ ahli tafsir diturunkan oleh Allah Swt pada bulan ini (Sya’ban). (al-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Madza Qala fi Sya’ban, hal.24)
Kedua, diperintahkannya berpuasa pertama kali pada tahun kedua hijriyah
Bagian dari bentuk keistimewaan bulan ini Allah Swt menyuruh umat islam untuk melaksanakan puasa satu bulan full pertama kali tepatnya pada bulan sya’ban ini bukan pada bulan ramadhan. Ini terjadi pada tahun kedua setelah hijrahnya baginda Nabi Muhammad Saw ke Madinah. (Mohammad Shaleh al-Munjid, 32 Faidah fi Syahr Sya’ban hal. 30)
Ketiga, adanya anugerah pengampunan dosa pada malam Nis’fu Sya’ban (malam kelima belas bulan Sya’ban)
Allah Swt telah menganugerahkan sebuah pengampunan dosa bagi umat muslim dibulan ini, tepatnya dimalam Nis’fu Sya’ban (malam kelima belas bulan Sya’ban) sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Abi Musa al-Asy’ari dalam sunan Ibnu Majah sebagai berikut:
عن أبي موسى الأشعري ،أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا للشركة أو مشاحن  – رواه ابن ماجة
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah akan benat-benar melihat di malam nisfu (pertengahan) bulan Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali untuk seorang musyrik atau seorang musyahin (orang yang suka menyulut api permusuhan) .” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no. 1144.) (Mohammad Husain Muhammad 32 Husn al-Bayan fi Fadhail Syahri Sya’ban, hal. 18)
Keempat, dilaporkannya amal perbuatan manusia kepada Allah Swt
Amal pebuatan manusia dilaporkan kepada Allah Swt sebanyak tiga kali dalam setahun. Ada yang harian, ada yang mingguan dan ada yang tahunan. Bulan inilah yang menjadi pilihan Allah untuk dilaporkannya amal manusia dalam setahun sebagai sabda Nabi Muhammad Saw berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ذاك شهر يغفل الناس عنه يعنى رجب رمضان وهو شهرترفع الأعمال فيه إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملى وأنا صائم
“Bulan itu (Sya‘ban) berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketika aku berpuasa”. ( HR. an-Nasa’i) (Mohammad Husain Muhammad, 32 Husn al-Bayan fi Fadhail Syahri Sya’ban, hal. 11-14)
Kelima, Adanya perintah mengubah arah kiblat dari masjid al-Aqsha ke masjid al-haram
Perintah Allah Swt terhadap Nabi Muhammad Saw dan umat Islam untuk mengubah arah kiblat dalam shalat dari masjid al-Aqsha palestina ke masjid al-Haram mekkah terjadi dibulan sya’ban ini pada saat Nabi Muhammad Saw dan umat islam sedang melaksanakan shalat. (Dr., Mohammad al-Dabbisi, Hal al-Mu’minin fi Sya’ban, h. 20; Mohammad Shaleh al-Munjid, 32 faidah fi Syahr Sya’ban, h. 30)
Keenam, menjadi bulan yang terlupakan
Bulan ini memiliki keistimewaan karena menjadi bulan yang terlupakan oleh manusia karena sudah merasa puas dengan kesibukan ibadah dibulan Rajab dan bulan Ramadhan, sehingga sudah tentu waktu didalamnya terdapat nilai-nilai yang sangat dekat mengantarkan pada kemurnian ibadah, keikhlasan dan mudah di terima oleh Allah layaknya waktu sepertiga malam yang sunyi dari kesibukan manusia.
Rasulullah bersabda sebagai berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ذاك شهر يغفل الناس عنه يعنى رجب رمضان وهو شهرترفع الأعمال فيه إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملى وأنا صائم
“Bulan itu (Sya‘ban) berada di antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketika aku berpuasa”. (HR. an-Nasa’i) (Dr., Mohammad al-Dabbisi, Hal al-Mu’minin fi Sya’ban, hal. 20)
Ketujuh, menjadi momen pemanasan ibadah dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan
Sebagaimana disinggung diatas, bulan ini terjepit diantara dua bulan yang sangat mulia, yaitu rajab dan ramadhan. Bukan berarti, ia harus dikosongkan dari nilai-nilai ibadah khususnya puasa untuk beristirahat menyongsong bulan suci ramadhan. Akan tetapi ia harus diisi dengan pemanasan dan latihan dari segala jenis macam ibadah khususnya puasa sebagai bentuk pembiasaan agar ramadhan yang akan disambut penuh dengan kesungguhan. (Mohammad Shaleh al-Munjid, 32 faidah fi Syahr Sya’ban hal. 15-16)
Imam Abu Bakar al-Balkhi berkata:
شهر رجب شهر الزرع وشهر شعبان شهر سقي الزرع وشهر رمضان شهر حصاد الزرع. وقال أيضا: مثل شهر رجب كالريح ومثل شهر شعبان كا الغيم ومثل شهر رمضان كا المطر
Bulan Rajab bagaikan musim bercocok tanam dan bulan Sya’ban bagaikan airnya sedang bulan ramadhan bagaikan musim panin. Dan beliau menambahakn, Rajab bagaikan angin, dan sya’ban bagaikan awan sedang ramadhan adalah hujan.”  (Mohammad Husain Muhammad, Husn al-Bayan fi Fadhail Syahri Sya’ban, h. 6) Wallahu a’lam.(bincangsyariah/P1)

Post A Comment: