Prngsewu (Pikiran Lampung) -Saat ini pandemi covid-19 melanda hampir seluruh belahan dunia, namun begitu tak menyurutkan tekad petani Melon Pekon Sukaratu untuk terus meningkatka hasil panennya.

Tepat 2 bulan setelah penanaman bibit melon, pagi ini bertempat di lahan Agribisnis Hortikultura Pekon Sukaratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu .Sabtu (7/8/2021), para petani melon ini gelar panen raya. 

Pembina kelompok Tani Melon di Pekon Sukaratu, Bambang,  dalam sambutannya saat panen raya ini menyampaikan, petani Pekon Sukaratu  memang perlu inovasi yang luar biasa. Yang awalnya tidak mungkin bisa ditanami buah melon justru menuai keberhasilan panen melon . . “Saya yakin semua orang mampu untuk berinovasi, tergantung tekad kita bagaimana untuk terus mewujudkannya” jelasnya.

Bambang, yang juga tokoh masyarakat setempat, mengapresiasi panen raya ini. Dengan adanya inovasi yang berkontribusi untuk Pekon Sukaratu  dimana jika inovasi seperti itu ditularkan kesemua masyarakat diharapkan mampu mengangkat roda perekonomian masyarakat sekitar.

“Jika hal tersebut ditularkan kesemua masyarakat setempat mungkin setiap minggu melon diarea sini dapat dipanen sehingga suplai melon dimasyarakat bisa terkendali, harga terjaga dan stok cukup. Sehingga petani disukaratu  dapat merasakan manfaat profesi petani melon lebih menjajikan jika ditekuni” tegas,"Bambang. 

Sementara itu, Irawan(45) pengelola lahan Melon menyampaikanl, bahwa ada 2 jenis melon yang dipanen di lahan tersebut,. "Dan kita juga menanam Cabai merah di salah sela tanaman Melon.  Untuk melon jenis Barata mempunyai kelebihan yaitu lebih tahan lama, sedangkan jenis Manika memiliki rasa yang lebih manis, "jelasnya.

Diejalskanya, dengan luas lahan yang ditanami melon sekitar 2 Ha hasilkan produktifitas 44,57 ton/ha mampu memproduksi. Serta perkiraan harga jual di tingkat petani Rp. 12.000,-/kg. Hasil panenen tersebut juga dipasarkan ke Pasar tradisional di sekitar Kabupaten Pringsewu.  Adapun kendala dilapangan dalam budidaya melon tersebut adanya penyakit Layu Fusarium, namun dengan adanya pendampingan penyuluh setempat penyebaran penyakit dapat dikendalikan, penanaman 60 hari. 

"Harapan untuk dinas terkait karena sekarang ini kelangkaan pupuk dan harga pupuk tinggi minta di perhatikan supaya petani Melon seperti kami ini bisa bekerja dengan baik. Di musim kemarau juga kekurangan air harapannya pemerintah dinas terkait memberikan bantuan sumur Bor buat petani Melon ini,"ujarnya..(Supri) 

Post A Comment: