Bandarlampung (Pikiran Lampung
) - Kinerja Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mendapat sorotan dari berbagai pihak. Utamanya terkait penanganan Covid19. 

Salah satunya datang dari Koalisi LSM Gerakan Rakyat Menggugat (Geram). LSM ini mendesak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mencopot kepala dinas kesehatan Reihana. Karena dinilai tidak 'beres' dalam menangani permasalahan covid-19 di Lampung.

"Kita minta gubernur Lampung bapak Arinal Djunaidi segera mencopot kadis kesehatan Reihana karena tidak becus mengatasi covid-19, dan yang menjadi sorotan salahsatunya dogaan pemalsuan jumlah angka kematian di Lampung," kata Ketua Geram Andrey Arifin, kepada awak media, kemarin. 

Andrey menegaskan perbedaan data tersebut diduga kesengajaan dan dilakukan secara terstruktur sistematis dan massif, dengan indikasi mencari keuntungan. "Ini patut diduga kejahatan yang TSM, makanya kami minta gubernur mencopot Reihana, kasus ini harus dibongkar," tegasnya. 

Geram kata Andrey juga mendesak DPRD Lampung bersikap dan tidak tinggal diam atas fakta-fakta perbedaan jumlah kasus kematian Covid Provinsi Lampung dengan data nasional. "DPRD Lampung harus panggil kadis kesehatan biar semua bisa jelas," tegasnya. 

Diketahui terungkap perbedaan mencolok data kasus kematian harian akibat Covid-19 di Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan provinsi Lampung. 

Berdasarkan data Kemenkes RI, Lampung menjadi daerah dengan tingkat kematian Covid-19 paling tinggi di Indonesia sepanjang 2021. Namun, data di daerah menunjukkan fakta yang sebaliknya.

Misalnya, data nasional per 27 Juli 2021 menyebutkan angka kematian Covid-19 di Lampung sebanyak 255 kasus. Namun per tanggal yang sama, Dinkes Provinsi Lampung melaporkan 52 kasus kematian saja.

Akibat temuan tersebut KSP pun menindaklanjutinya dengan melakukan peninjauan langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Jahe, Bandar Lampung, Kamis (26/8), untuk mendapatkan informasi.

"Kami sengaja datang ke TPU untuk mendapatkan informasi langsung soal jumlah kematian akibat Covid-19. Soal perbedaan data di Lampung, akan kami pelajari lebih lanjut," kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo dalam siaran pers KSP yang diterima, Jumat (27/8).

Berdasarkan laporan dari penggali makam TPU Kebun Jahe, sejak awal pandemi hingga sekarang, setidaknya terdapat sekitar 40 jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU tersebut.

Anto, salah satu penggali makam TPU Kebun Jahe, mengatakan, sebelum masa pandemi hanya ada sekitar satu atau dua jenazah saja yang dimakamkan dalam kurun waktu satu bulan.

Dalam kurun Juni-Juli ketika jumlah kasus Covid-19 meroket, Anto pernah memakamkan hingga 5 jenazah per hari. Namun di bulan Agustus, rata-rata Anto hanya memroses 1 jenazah per minggu.

Dalam kesempatan tersebut Tim KSP tidak menemukan adanya antrean proses pemakaman.

Abraham mengatakan, temuan lapangan tersebut akan dilaporkan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko serta Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana yang dikonfirmasi belum merespon, pesan WhatsApp yang dikirim untuk konfirmasi belum dijawab. 

Bahkan Sekda Provinsi Lampung yang diminta komentaranya juga belum merespon.

Post A Comment: