Ilustrasi. Ist

Lamteng (Pikiran Lampung) -
Kecelakaan kembali terjadi di pintu perlintasan kereta api. 

Kali ini menimpa sepasang mahasiswa, atas mama Ardian Januwijaya (24), warga 12A Tempuran, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, dan Sherni Adhreyana (24), warga di Jalan Poksai III, Hadimulyo Barat Metro Pusat.  Mereka tewas setelah mobil jenis minibus Mirage BE-2131-FI, tertabrak Kereta Api di jalur Kereta Tanpa Perlintasan, di Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Ahad  (12/9/ 2021 sekira pukul 19.00 WIB malam. 

Mobil dan kedua korban sempat terseret hingga 50 meter dan membuat mobil mereka rusak berat sempat dilarikan ke rumah sakit, namun tak tertolong. Ardian, meninggal dunia di RS Bintang Amin, sementara Sherni, yang diketahui putri salah seorang perwira pertama Polri itu meninggal dunia di RS Bhayangkara.

Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, mobil yang dikemudikan Ardian, dan di sebelahnya berada Sherni Adhreyana, melintasi di perlintasan liar yang tidak terjaga di KM 21+3/4. Saat bersamaan melintas Kereta Api Penumpang S7 Kuala Stabas berjalan dari Kotabumi menuju Tanjung karang, Bandar Lampung.

“Mereka terlihat sedang tertawa, dan terlihat sambil memegang hp, sepertinya sedang melakukan vidio call, atau siaran live kita ga tau. Tiba tiba kereta lewat, dan menabrak mereka,” kata warga di sekitar lokasi kejadian. “Mobilnya ringsek mas, hancur, karena tersereta jauh ada kalo 50 meter lebih,” tambahnya.

Warga yang mendengar benturan keras itu berdatangan, dan mencoba mengeluarkan koraban dari dalam mobil. Pihak kepolisian yang datang juga kemudian menggotong kedua korban untuk dibawa kerumah sakit.

Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjung Karang, Jaka Jarkasih menjelaskan bahwa kronologi insiden tersebut, bermula saat Kereta Api Penumpang S7 Kuala Stabas berjalan dari Kotabumi menuju Tanjung karang, Bandar Lampung. “Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.55 WIB,” kata Jaka Jarkasih.

Saat itu, kata Jaka, masinis kereta telah membunyikan kode s35 dengan keras. “Namun, saat kereta api hendak melintasi perlintasan liar yang tidak terjaga di KM 21+3/4, tiba-tiba mobil jenis minibus Mirage warna hitam BE-2131-FI melintasi perlintasan sebidang tersebut. Kendaraan menemper di bagian depan Loko Kereta Api S7 Kuala Stabas sehingga kendaraan terpental sekitar 30 meter ke sisi kanan jalur KA,” jelas Jaka.

Berdasarkan informasi yang didapat dari petugas PT KAI di lapangan, kata Jaka, kedua korban meninggal dunia di rumah sakit. “Informasi yang kami dapat dari petugas di lapangan, korban meninggal dunia di rumah sakit,” kata Jaka.

Dihubungi terpisah, Kasubag Pelayanan Jasa Raharja Perwakilan Lampung, Arief Abdul Rohman membenarkan dua korban meninggal dunia dalam peristiwa itu. “Betul. Korban merupakan warga Metro dan Lampung Tengah,” kata Arief, melalui pesan WhatsApp

Menurut Arief, pihak Jasa Raharja Perwakilan Metro akan melakukan survei ke rumah duka besok, Senin 13 September 2021. Survei tersebut terkait dengan pembayaran santunan kepada ahli waris korban. “Besok akan disurvei oleh petugas Jasa Raharja Perwakilan Metro,” ujar Arief. (Tim) 

Post A Comment: