Ilustrasi. Ist

Lamsel (Pikiran Lampung
) -  Warga Lampung kembali dikejutkan dengan informasi adanya warga yang mengalami kecelakaan di rel perlintasan kereta api. 

Kali ini, kabar mengejutkan itu datang dari balita berusia usia 18 bulan. Yang dikabarkan tewas tertabrak kereta api  babaranjang. Balita malang itu, tertabrak kereta yang melintas di daerah Srimulyo, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar Lampung Selatan (Lamsel) Rabu 17.11.2021 pagi sekitar pukul 09.00 wib, seperti dikutif dari laman Lampung Pro (jaringan.Pikiran Lampung). 

Belum diketahui pasti penyebab balita yang today diketahui indentitasnya ini bisa di tabrak kereta api.

Warga sekitar bernama sadiman 37 mengatakan. korban ditabrak kereta api babaranjang yang melaju dari arah Tanjungkarang menuju Branti Natar

Setelah ditbrak kereta api balita  tersebut langsung tewas  dengan kondisi mengenaskan.

"Tadi saya yang angkut Jenaxah korbam dari rel kereta api langsung saya bawa kerumah sakit terdekat saya tidak tahu persis kejadiannya seperti apa  tahu tahu dengar warga lain da yang berteriak minta tolong, "jelasnya 

Terpisah pamong setempat bernama sudaryanto 58 menjelaskn korman kemudian diketahui anak dari pasangan busri 48 dan hartini 35 warga dusun srimulyo. 

Hingga saat ini pihak berwajib belum memberikan keterangan terkait hal ini. 

Sementara itu, dikutif dari Suara Lampung. jarak rumah korban hanya sekitar 20 meter dari areal rel kereta api, dari lokasi korban tertabrak.

 Suci (30) tetangga korban sekaligus saksi mata mengatakan, sebelum kejadian korban bermain pasir di depan rumahnya. 

"Sebelum kejadian korban bermain sama anak dan kakaknya bernama Irfan di gundukan pasir karena saya mau mandi, jadi anak saya, saya suruh masuk,"katanya.

Namun tidak beberapa lama kemudian, peristiwa kecelakaan tersebut terjadi.

"Enggk lama saya masuk mau mandi, dengar suara terikan, "mamak, Adek, " kata Suci menuru terikan kakak korban. 

Suci mengungkapkan setelah mendengar suara terikan dari kakak korban, ia langusng keluar melihat ke arah rel kereta api melihat korban yang kondisinya sudah mengenaskan. 

"Saya keluar rumah masih pakai handuk karena mau mandi. Saya lihat kakak korban menunjuk ke arah rel, terus saya lihat kondisi tubuh korban sudah terpotong misah antara kepada dan bagian kakinya, jadi saya mau nolong apa, " jelasnya. 

Setelah melihat kondisi korban yang sangat parah, ia tidak berani untuk menolong korban."Saya syok, dan teriak, menenangkan orang tua korban yang histeris," ucap dia.

"Saya enggk berani nolong, saya hanya nyamparin orang tua korban, nenangin karena orang tua korban langsung pingsan. Ini aja orang tua korban sadar, pingsan, sadar pingsan sementara suaminya kerja di Lampung Timur, " ujarnya. 

Hingga pukul 11.30 WIB, jenazah korban belum tiba dari rumah sakit umum daerah Abdul Moeloek. Terlihat puluhan warga sekitar, bertakziyah di rumah korban. 

Sementara itu, Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang, Jaka Jarkasih, membenarkan peristiwa yang dialami belita tertabrak kereta api dari arah Tanjunglarang menuju Kota Bumi di KM 22+6/7 di Dusun Srimulyo II, Desa Pemanggilan,Kecamatan Natar, LampungSetalan, Rabu (17/11/2021) sekitar pukul 08.12 WIB. "Benar korban anak kecil tertabrak KA BBR 3066a berjalan langsung arah dari Tanjungkarang menuju Kotabumi," kata Jaka Jarkasih, Rabu (17/11/2021).

Dia menjelaskan, jika masinis membunyikan s35 dengan keras saat masuk di jalur 2 Sta.Gdr terlihat seora ng anak laki-laki kecil yang sedang merangkak di atas jalur 2 KA KM 22+6/7 Emplasemen Sta.Gdr, sehingga menemper bagian depan kanan bawah Lok 3066a.

"Korban meninggal dunia di jalur KA dengan kaki kanan putus, perut putus dan luka dibagian kepala. Kemudian korban di evakuasi oleh warga setempat.KAI menyampaikan turun prihatin dan berduka atas kejadian tersebut, semestinya bayi semuran tersebut berada dalam pengawasan orang tuanya atau pengasuhnya,"ujarnya. (**/napi))

Post A Comment: