Bandarlampung (Pikiran Lampung) - Curah hujan yang cukup tinggi menarik minat anak-anak untuk bermain. Namun jika para orang tua lalai, maka akan fatal akibatnya. Anak bisa terbawa air yang deras ketika banjir dating, seperti yang dialami seorang bocah di Bandarlampung. 

Dimana, dari informasi yang Ada, Zikril Mukminin (8), warga Jalan Kulit, Gang Sumo, Kelurahan Langkapura, Kecamatan Langkapura, dikabarkan hanyut terseret aliran drainase. Yang beralamat di Gang Damai, dan masuk ke terusan Way Balau, Jumat 10 Desember 2021 sore.

Dzikril diduga terseret arus saat sedang bermain hujan dekat aliran anak sungai. Tanpa disadari arus air terus menguat dan menyeret korban. Warga masih terus melakukan pencarian, hingga malam ini belum berhasil ditemukan.

Ketua RT 05 lingkungan 2, Langkapura, Sisniam (46) mengatakan korban merupakan warga RT 06 lingkungan 2. Saat hujan lebat turun, Dzikril bersama dua temannya main hujan. “Tiga bocah itu mandi-mandi di genangan air di pinggir saluran air,” katanya.


Lokasi kejadian masuk wilayah RT 05, sementara anak yang hanyut terseret arus itu merupakan warga RT 06, lingkungan 2, Langkapura. “Korban warga RT 09. Jarak rumahnya sekitar setenagh kilo dari lokasi,” katanya.

Petugas BPBD Kota Bandar Lampung, bersama Basarnas, TNI, Polri, dan masyarakat berupaya melakukan upaya pencarian dan hingga saat ini korban belum ditemukan.

Kepala BPBD Kota Bandar Lampung, Syamsul Rahman mengatakan sebanyak 40 personel gabungan dari BPBDKota Bandar Lampung diterjunkan dalam pencarian anak hanyut itu. Selain itu, Basarnas 10 personel dan ditambah bantuan dari satgas kecamatan.

“Dibagi menjadi 8 tim untuk menyusuri sungai-sungai dan saluran air yang diduga dilewati oleh tubuh anak tersebut. Namun, ada kendala, karena hujan yang tak kunjung reda hingga saat ini, mengakibatkan debit air sungai menjadi tinggi dan menyulitkan tim untuk melakukan penyisiran,” katanya di lokasi pencarian. Jumat, 10 Desember 2021.

Menurut Syamsul, kondisi arus sungai saat ini masih sangat deras dan dapat membahayakan keselamatan personel SAR jika dipaksakan untuk melakukan penyisiran. “Kalau dipaksakan dengan peralatan yang ada, maka akan berbahaya bahkan mengancam keselamatan tim SAR gabungan,” katanya.

Meski mengalami kendala, proses pencarian akan terus dilakukan sampai korban ditemukan. Karena ada beberapa warga yang mengaku melihat tubuh korban terseret arus di aliran sungai. “Tapi untuk malam ini akan dilakukan hingga pukul 23.00 WIB, dan fokusnya di aliran sungai besar. Tadi juga warga sempat melihat tubuh sang anak di sungai besar sekitar tempat kejadian. Namun, karena air cukup deras sehingga menyulitkan proses evakuasinya,” katanya.(***)

Post A Comment: