Lamsel (Pikiran Lampung
) - Lagi ditemukan dugaan proyek di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan diduga bermasalah. Salah satunya pada  pekerjaan Renovasi Kantor Puskeswan Kecamatan Merbau Mataram. Yang diduga menggunakan besi Oplosan. Namun, pihak dinas terindikasi bungkam menanggapi hal ini

Padahal, penggunaan material besi pada pembangunan sebuah gedung sangatlah di utamakan untuk menunjang kekuatan dan kwalitas gedung tersebut. 

Menanggapi persoalan tersebut, Ketua LSM Komunitas Masyarakat (Koma) Lampung, Andhika Putra. A.Md dengan tegas sangat menyayangkan pihak Kontraktor pada pekerjaan itu dengan semaunya menggunakan ukuran besi yang tidak sama. 

"Kan lucu, pembesian untuk tiang atau slop besi ukurannya tidak sama. Apa lagi dioplos ukuran besi dipakai untuk ukuran Cincin, "tegas Andhika, kemarin. 

"Kan parah ini, terlihat benar kalau pihak rekanan mau cari keuntungan yang besar tanpa memikirkan kualitas pekerjaan. Bahaya itu, kalau pembesiannya menggunakan ukuran tidak sama (oplosan), " Imbuhnya. 

Menurut Andhika, seharusnya pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tanggap dengan pekerjaan Rekanan yang tidak mengutamakan Kualitas. 

"Harusnya Dinas Peternakan tanggap dengan persoalan ini. Bahaya itu, basi slop untuk penahan beban bangunan kok pakai besi ukuran 6" , " Pungkasnya. 

Diberitakan Sebelumnya,                                  Pekerjaan Renovasi Kantor Unit Pelayanan Tehnis (UPT) Puskeswan Kecamatan Merbau Mataram dikerjakan oleh rekanan CV. Jalasena Pratama dengan Nomor kontrak : 524/02/PK.05/BP/IV.23/2022 yang menyerap Dana APBD Kabupaten Lampung Selatan tahun 2022 sebesar Rp. 293.742.912,00 diduga struktur pembesiannya mengunakan besi dengan ukuran oplosan.

Tampak jelas dari empat batang besi yang digunakan sebagai cor beton sudut dinding menggunakan ukuran besi yang berbeda. Ada besi dengan ukuran 6,80″ ada ukuran 8,98″ dan ada yang ukuran 9,39″.

Selain itu, pondasi untuk penambahan ruang kantor menggunakan Batu belah bewarna ungu sehingga kualitas kekerasan Batu patut dipertanyakan.

Begitu juga dengan pondasi untuk pagar terlihat menggunakan pondasi lama, hanya bagian depan dan atas pondasi yang di ploor dengan beton agar terlihat seolah olah bangunan pondasi baru.

Pelaksana Rekanan CV. Jalasena Pratama, Hendra Sahrizal saat di konfirmasi menegaskan untuk pembesian pihaknya sudah membeli sesuai dengan kebutuhan.

“Kita sudah beli besi sesuai dengan kebutuhan dan jelas ada tertulis ukurannya Pak, ” Tegas Hendra melalui pesan singkat WhatsApp pada selasa 6/9/2022 lalu.

Untuk masalah batu pondasi yang bewarna ungu, Hendra dengan tegas mengatakan kualitas Batu tetap bagus.

“Untuk Batu belah memang berwarna ungu. Tapi untuk kekuatan bagus kok Pak, ” Elak Hendra.

Namun ketika persoalan pondasi pagar masih menggunakan pondasi lama, tampaknya Hendra enggan menjawab.

Di sisi lain, Kepala tukang pada pekerjaan itu, Pamin mengatakan, untuk pondasi pagar sesuai arahan konsultan memang tidak membuat pondasi baru. Sehingga menggunakan pondasi yang lama.

“Coba aja tanya langsung dengan konsultannya. Setahu saya memang menggunakan pondasi lama, ” Cetus Pamin belum lama ini.

Pamin pun mengatakan untuk tulangan baja ringan bagian atap tetap menggunakan bahan yang lama hanya di selingi baja ringan yang baru.

“Ya itu konsultannya juga ngomong kalau tulangan baja ringan untuk bagian Kap tidak semua diganti baru. Masih pakai yang lama, makanya ini untuk segi tiga kuda kudanya kita pakai baja ringan yang lama, ” Bebernya.

“Makanya kita pilah pilah baja ringannya, yang masih bisa kita pakai ya kita tidak ganti yang baru, ” Tutupnya. (TIM)

Post A Comment: