PRINGSEWU (Pikiran Lampung)-– Di tengah suasana politik yang semakin memanas menjelang Pemilukada serentak 2024, muncul angin segar dari dunia seni budaya. Kapolres Pringsewu, AKBP M. Yunnus Saputra, mendapat apresiasi dari berbagai pihak atas dedikasinya dalam melestarikan warisan budaya melalui penyelenggaraan Festival Seni Budaya Kuda Kepang. Langkah ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan edukasi, tetapi juga dianggap sebagai upaya mempererat persatuan masyarakat di tengah tensi politik yang semakin menghangat.
Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, Anton Subagiyo, yang juga dikenal sebagai Pemerhati Budaya, menyampaikan pujiannya terhadap Kapolres Pringsewu. Menurutnya, festival yang berlangsung selama empat hari ini (12-15 September 2024) tidak hanya menjadi wadah pelestarian seni, tetapi juga mencerminkan kepedulian aparat keamanan terhadap keharmonisan sosial di daerah.
“Ini adalah langkah luar biasa dari Kapolres Pringsewu. Beliau menunjukkan kepedulian nyata terhadap kelestarian budaya, khususnya seni Kuda Lumping, yang memang harus terus dijaga. Lebih dari sekadar hiburan, festival ini adalah bagian dari upaya membangun rasa persatuan dan kebersamaan di tengah masyarakat yang mungkin terpecah oleh dinamika politik,” ujar Anton Subagiyo, Sabtu (14/9/2024).
Anton juga menekankan bahwa dukungan Polres Pringsewu terhadap seni budaya, seperti Kuda Lumping dan Reog Ponorogo, bisa menjadi contoh bagi institusi lain dalam menjaga nilai-nilai lokal yang kaya akan kearifan. “Ini bukan sekadar soal budaya, tapi juga soal bagaimana seni dapat menjadi jembatan untuk menjaga keharmonisan di tengah situasi politik yang panas,” tambahnya.
Festival yang diikuti oleh 51 paguyuban seni dari berbagai wilayah Pringsewu ini tidak hanya menarik perhatian warga, tetapi juga diharapkan menjadi momen refleksi bersama. Selain menjadi wadah promosi budaya lokal, acara ini juga menjadi pengingat bahwa budaya memiliki kekuatan besar dalam menjaga kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat.
Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra, mengungkapkan harapannya agar festival ini dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat Pringsewu di tengah situasi politik yang semakin dinamis. “Festival ini tidak hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga mempererat silaturahmi dan persatuan, terutama menjelang Pemilukada 2024. Kami berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari acara ini, sekaligus menyaksikan keindahan seni tradisional yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal,” ujarnya.
Lanjutnya, dengan terselenggaranya acara ini, Polres Pringsewu tidak hanya menjalankan tugas menjaga keamanan, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga warisan budaya yang menjadi identitas bangsa. “Melalui pelestarian seni Kuda Lumping dan Reog Ponorogo, Kapolres Pringsewu berhasil menunjukkan bahwa seni budaya dapat menjadi sarana untuk membangun masyarakat yang lebih damai dan bersatu di tengah beragam perbedaan, termasuk perbedaan pandangan politik,” tambahnya
Menurut AKBP Yunnus Festival yang berlangsung di halaman Polres Pringsewu ini juga disiarkan secara live streaming melalui berbagai platform media sosial, menjadikannya semakin mudah diakses oleh masyarakat luas. Hal ini menunjukkan komitmen Polres Pringsewu dalam mendukung kemajuan budaya dan teknologi secara bersamaan. “Dengan peran aktif Kapolres dalam pelestarian budaya, acara ini tidak hanya sukses dari sisi seni, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kepolisian dapat berperan sebagai pemersatu di tengah masyarakat yang menghadapi tantangan sosial-politik,” tandasnya (*/zai)
Post A Comment: