Acara dialog antara diaspora Indonesia di luar negeri ini dihadiri sejumlah tokoh/aktivis nasional terkait isu kebangsaan dan kenegaraan. Beberapa tokoh yang diundang sebagai narasumber di antaranya adalah pakar hukum tata negara Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Tokoh Muhamadiyah Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Soenarko, serta Ketua dan Sekjen FTA, Tata Kesantra dan Ida N. Kusdianti. serta mantan Ketua KPK Abraham Samad.
Acara ini pun akhirnya menjadi tercoreng tragedi kemunduran demokrasi.
Acara dialog akhirnya berubah menjadi konfrensi pers karena ulah para orang-orang yang ingin membubarkan acara dialog dengan merusak sarana prasarana tempat dialog.
Menyikapi hal ini, Koordinator Perwakilan Lampung Forum Tanah Air (FTA), Andreas Andoyo, mengatakan, ini sebuah kemunduran demokrasi diakhir pemerintahan Jokowi.
"Rakyat merasa tidak nyaman berkumpul dan berpendapat di negara Pancasila ini. Padahal berkumpul dan perpendapat di lindungi UUD,"
"Untuk itu kepada Kapolri, agar mengusut tuntas dan proses hukum siapa dalang dibalik yang mengerahkan para orang yang berbuat anarkhis," pungkasnya. (*)