Lampung Timur (Pikiran Lampung) -Pekerjaan Rekonstruksi jalan di Kecamatan Sukadana tepatnya di desa Putra Aji 1 yang menyerap anggaran APBD Kabupaten Lampung Timur tahun 2024 sebesar Rp 19, 874 Milyar, yang merupakan pemeliharaan berkala rekonstruksi pihak PUPR Lampung Timur (Lamtim) proyek Perbaikan jalan di Kecamatan Sukadana sampai dengan Kecamatan way Jepara Sepanjang 8 KM diduga berpotensi merugikan Keuangan Negara dan Bernuansa KKN. Sebab pekerjaan Rekonstruksi Hotmix yang tidak ada papan informasi atau Plang Anggaran, proses Hotmix yang dilaksanakan Kamis 12 September 2024.
Dugaan sementara pengusaha yang bernama Untung alias Qoyu yang merupakan pengusaha Asphalt Mixing Plant (AMP) yang ada di kecamatan Metro Kibang bekerjasama dengan pihak rekanan, pasalnya mengunakan kualitas aspal tidak layak digunakan dan pekerjaan yang asal asalan.
Terlihat di lokasi para pekerja sedang menggelar Asphal Hotmix yang nampak di sepanjang ruas jalan penghubung antara Kecamatan Sukadana dan kecamatan way Jepara diduga menggunakan aspal dingin dikarenakan kualitas Aspal Hotmix yang kurang bagus dan suhu panas Aspal Hotmix saat digelar kemungkinan sudah tidak sesuai standar panas Aspal Hotmix. Sehingga baru dikeluarkan dari mobil Fuso sudah terlihat beku berbentuk seperti batu, terlihat jelas oleh Masyarakat dan wartawan Media ini di lokasi pengerjaan.
Dugaan proyek dikerjakan asal jadi pasalnya, Lapisan penetrasi (Lapen) yang digelar pada pekerjaan itu di sepanjang ruas jalan telah terlihat banyak yang terkelupas. Batu split sebagian lapisan Lapen banyak yang terangkat berpisah dengan siraman cairan Aspal, sehingga terlihat beberapa titik sepanjang ruas dasar Lapen sudah koyak.
Hal itu ditenggarai dikarenakan penyiraman cairan aspal pada batu split sangat tipis. “Sebelumnya proses Lapennya saja belum sebulan ini selesai tapi kok Batu splitnya udah pada bertaburan. Ini mungkin nyiram Aspalnya sedikit. Ya itu udah terlihat amburadul . Kalau Lapennya tidak diperbaiki terlebih dahulu. Lalu di gelar Hotmix, sepertinya tidak akan bertahan lama," kata warga desa Pakuan Aji. yang kerap melintasi jalan itu, Minggu (15/09/2024)
Tamboh nama samaran mengaku sangat menyayangkan dengan hasil pekerjaan yang kurang maksimal itu, sementara anggarannya miliaran. “Sejak mulai pekerjaan jalan awal berupa gelar material besh, saya selalu melewati jalan tersebut. Tidak semua ruas jalan di gelar besh. Sepertinya terpotong potong (Spot spot) tapi kenapa kok semua digelar Lapen,” tandasnya.
Dengan diterbitkannya berita ini Belum ada keterangan resmi dari Dinas PUPR Lampung Timur terkait proyek tersebut dan Pihak pelaksana Rekanan pun tidak ada dilokasi untuk konfirmasi oleh wartawan media ini. ( Supri )