lisensi

Senin, 28 Oktober 2024, Oktober 28, 2024 WIB
Last Updated 2024-11-04T00:30:53Z
Pemprov Lampung 28/10/2024

Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Fokus pada Komoditas Pangan Utama

Advertisement

Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Inspektur Provinsi Lampung, Fredy, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara daring, di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Selasa (28/10/2024). 

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, didampingi oleh dua Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto dan Ribka Haluk. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan, di awal pemerintahan yang baru, angka inflasi berada dalam posisi yang relatif baik yaitu sebesar 1,84% (yoy). 

"Di tengah-tengah transisi pemerintahan, inflasi dapat terkendali dengan sangat baik. Bahkan dari sisi suplai dari sisi harga bergejolak, dapat diturunkan ke level yang seharusnya setelah di awal tahun mengalami kenaikan," kata Amalia Adininggar Widyasanti.

Plt. Kepala BPS selanjutnya menambahkan, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH pada minggu keempat Oktober 2024 secara nasional lebih banyak dibandingkan Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan IPH.  Adapun komoditas penyumbang utama IPH di berbagai wilayah didominasi oleh daging ayam ras dan bawang merah.

Deputi bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo mengatakan, total produksi beras bulan Januari - Desember 2024 sebanyak 30,34 Juta ton, lebih rendah 760 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

 Penurunan produksi tersebut, kata Nyoto Suwignyo, berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras pada akhir tahun. Oleh karenanya, Nyoto Suwignyo mengimbau pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar melakukan upaya untuk mencegah dan menanggulangi kenaikan harga beras. Menteri Dalam Negeri di akhir Rakor meminta seluruh daerah untuk memberikan perhatian dan berfokus pada 5 komoditas pangan, diantaranya bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng dan jagung. 

"Yang kita waspadai betul, bila kelompok makanan minuman terjadi kenaikan, itu yang sangat rawan dan perlu diwaspadai," kata Mendagri. (*)