lisensi

Minggu, 17 November 2024, November 17, 2024 WIB
Last Updated 2024-11-18T08:24:35Z
Itera 18/11/2024Pendidikan

Cegah DBD, Mahasiswa Farmasi Itera Laksanakan PKM Di Desa Way Galih

Advertisement


Lampung Selatan (Pikiran Lampung)
-Mahasiswa Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam rangka mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Way Galih, Lampung Selatan pada Senin, 18 November 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan terkait demam berdarah. Materi yang disampaikan meliputi penyebab, gejala, penularan dan cara pencegahan DBD. Tidak hanya melakukan sosialisasi tetapi juga mengajak masyarakat untuk membuat inovasi produk lilin aroma terapi dari rempah

Kegiatan PKM ini dilaksanakan oleh Tim Pelayanan Kefarmasian dari Prodi Farmasi Itera Kelompok 1D yang diketuai oleh Farid Ahmad Al Ghozi dan beranggotakan Nadia Nur Syakilla, Muhammad Aditya Nugraha, Adelia Ofira Putri, Inggrid Anggreani, Dina Suryani, Ni Ketut Erniningsih, Ummi, Shintya Mirantika, Debi Preti Narista, serta Desti Agustin . Para mahasiswa ini dibimbing oleh dua dosen dari Farmasi Itera, apt. Novrilia Atika Nabila, M.Clin. Pharm. dan apt. Dini Mardhiyani, M.Farm.

Kegiatan ini dihadiri oleh kader posyandu dan masyarakat Desa Way Galih, acara diawali dengan sambutan oleh Farid Ahmad Al Ghozi selaku perwakilan mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ibu Yulianti selaku ketua kader.

Selanjutnya dilanjutkan dengan pembuatan lilin aromaterapi yang dibuat dari bahan alami seperti serai, cengkeh dan jeruk nipis yang dipercaya dapat mengusir nyamuk  Aedes aegypti penyebab DBD. Selain bermanfaat bagi Kesehatan pembuatan lilin ini juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk masyarakat. 

Ibu Diah salah satu peserta mengaku senang dalam kegiatan ini. "asaya jadi tau cara pembuatan lilin aromaterapi sendiri selain itu kegiatan ini juga membuat saya lebih waspada terhadap DBD,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, dimana peserta mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung mengenai pertanyaan yang ada dibenak mereka. Dari kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat menjadi Langkah awal untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya penyakit DBD dan cara menanggulanginya di masyarakat. (*)