lisensi

Senin, 18 November 2024, November 18, 2024 WIB
Last Updated 2024-11-19T04:52:41Z
Bandar LampungKakanwil Kemenag Propinsi Lampung

Kakanwil Kemenag Paparkan Risiko Pernikahan Dini Pada Siswa SMA Se-Lampung

Advertisement


Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo memaparkan risiko dan dampak pernikahan dini dalam kegiatan "Workshop Pencegahan Perkawinan Usia Anak" yang digelar di Hotel Horison, Bandar Lampung, Selasa (19/11/2024).

Workshop ini diselenggarakan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemerintah Provinsi Lampung dan dihadiri ratusan siswa SMA dari berbagai sekolah di Provinsi Lampung. 

Acara dibuka oleh Penjabat Gubernur Lampung yang diwakili oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Provinsi Lampung. Dalam sambutannya, Karo Kesra menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk mencegah pernikahan dini. "Pencegahan perkawinan usia anak adalah langkah strategis untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing," ujarnya.

Puji Raharjo, dalam paparan utamanya, menyoroti berbagai risiko pernikahan dini yang meliputi aspek kesehatan, psikologis, sosial, dan ekonomi. “Pernikahan dini dapat mengganggu pendidikan, meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, serta menciptakan ketidaksiapan dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Generasi muda harus memahami bahwa menunda pernikahan hingga usia matang adalah bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup,” jelasnya.


Workshop ini juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Kepala Biro Hukum Pemerintah Provinsi Lampung dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPA) Provinsi Lampung. Mereka memberikan perspektif hukum, kebijakan, dan perlindungan anak yang memperkaya wawasan para peserta.

Antusiasme siswa terlihat cukup baik, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar risiko dan upaya pencegahan pernikahan dini. Salah satu peserta, Laila dari SMA Negeri 1 Bandar Lampung, menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat membuka wawasan baru. “Saya jadi lebih paham risiko pernikahan dini dan ingin fokus pada pendidikan terlebih dahulu,” ujarnya.

Selain itu, Kakanwil memaparkan bahwa angka perceraian di kalangan pasangan muda dan prevalensi stunting yang masih tinggi menjadi tantangan besar di Indonesia. “Menikah bukan hanya soal cinta, tetapi tanggung jawab besar yang membutuhkan kematangan emosional dan ekonomi,” tambahnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis Pemerintah Provinsi Lampung untuk mendukung penguatan ketahanan keluarga dan peningkatan kualitas generasi muda. Dengan edukasi yang lebih baik, angka pernikahan usia anak di Lampung diharapkan dapat menurun.

“Anak muda adalah harapan bangsa. Jadikan masa muda sebagai kesempatan untuk belajar, meraih prestasi, dan mempersiapkan masa depan yang cerah,” tutup Puji Raharjo.

Workshop ini mendapat apresiasi dari seluruh peserta dan diharapkan menjadi langkah nyata dalam membangun generasi berkualitas di Provinsi Lampung.(*)