lisensi

Sabtu, 22 Maret 2025, Maret 22, 2025 WIB
Last Updated 2025-03-22T08:48:09Z
Serba-Serbi Ramadan 1446 H

Buka Puasa Bersama: Menguatkan Rasa, Mengikat Makna

Advertisement



Bandar Lampung - Setiap datang bulan Ramadhan, suasana kebersamaan terasa begitu hangat dan syahdu. Salah satu tradisi yang berkembang luas di berbagai kalangan adalah ifthar jama’i atau buka puasa bersama.  Mulai dari lingkungan keluarga besar, masjid, kampus, kantor, komunitas sosial, hingga lembaga pemerintahan dan pesantren, tradisi ini menjadi momen rutin yang dinantikan. Buka puasa bersama bukan sekadar kumpul dan makan bersama, tetapi sarat dengan nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يُنْقَصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya: Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa untuk berbuka, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala orang yang berpuasa tersebut (HR Tirmidzi, no. 807, hasan sahih).


Hadits ini menjadi pendorong besar semangat umat Islam untuk berbagi makanan, bukan sekadar bentuk sosial, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang berpahala besar. Lima Manfaat Buka Puasa Bersama  


1. Meningkatkan Silaturahim dan Ukhuwah 

Buka puasa bersama adalah momentum mempererat ikatan hati. Dalam suasana Ramadhan yang penuh rahmat, interaksi yang hangat dan ikhlas antar sesama memperkuat tali persaudaraan, baik dalam lingkup keluarga, tetangga, maupun masyarakat luas. 


2. Menumbuhkan Semangat Berbagi dan Empati 

Melalui kegiatan ifthar jama’i, kita belajar untuk peduli dan berbagi kepada mereka yang mungkin berpuasa dengan penuh keterbatasan. Ini menjadi wujud nyata dari nilai kepedulian sosial dalam Islam, sejalan dengan semangat Ramadhan sebagai bulan kedermawanan. 


3. Memperkuat Semangat Kebersamaan dalam Ibadah 

Buka puasa bersama sering menjadi pemantik semangat untuk melanjutkan ibadah secara berjamaah, baik shalat maghrib, tadarus Al-Qur’an, hingga tarawih. Suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan ini menumbuhkan semangat spiritual kolektif yang saling menguatkan. Dalam konteks ini, firman Allah swt dalam Surah At-Taubah ayat 71 sangat relevan:

 وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ


Artinya: Dan orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah (QS Al-Anfal: 71). 


Dengan semangat kebersamaan ini, ibadah bukan lagi beban pribadi, melainkan pengalaman spiritual yang indah dan kolektif, yang memperkuat ikatan antara manusia dan Tuhannya, sekaligus antarsesama umat. Media Dakwah dan Edukasi Buka puasa bersama sering menjadi sarana menyampaikan pesan-pesan keislaman secara lembut. Kultum, tausiah, atau sekadar saling berbagi inspirasi menjadikan acara ini sarana pembelajaran yang santai namun penuh makna. Membina Toleransi dan Harmoni Sosial Buka puasa bersama juga bisa menjadi ruang kolaborasi antar komunitas. Dalam suasana damai dan kebersamaan, semangat toleransi dan saling menghargai tumbuh, mencerminkan misi Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.


Buka puasa bersama bukan hanya tentang berbagi makanan, tetapi juga tentang menyatukan hati, menanamkan nilai-nilai kebajikan, dan memperkuat jalinan sosial. Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, tradisi ini menjadi ruang mempererat silaturahmi, memperluas empati, serta menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang seringkali terlupakan.  Namun demikian, mari kita jaga agar tradisi ini tidak menggeser fokus utama Ramadhan. Jangan sampai kita terlambat shalat maghrib, abai pada tarawih, atau lalai dari membaca Al-Qur’an hanya karena terlalu larut dalam obrolan dan canda usai makan. 


Ingatlah bahwa inti dari Ramadhan bukan hanya kebersamaan secara fisik, tetapi bagaimana setiap kebersamaan membawa kita semakin dekat kepada Allah. Jadikan buka puasa bersama sebagai momentum spiritual untuk menjemput keberkahan, bukan sekadar acara sosial tahunan. Ini adalah kesempatan untuk meraih pahala memberi makan orang berpuasa, mendekatkan diri dalam ibadah kolektif, dan membangun komunitas yang saling mendukung dalam kebaikan. 


Ketika buka bersama dikemas dalam semangat ibadah, maka ia menjadi tabungan amal di dunia dan investasi kebaikan untuk akhirat.  Karena sejatinya, Ramadhan adalah bulan transformasi jiwa, pembaruan iman, dan penguatan hubungan kita, baik dengan sesama manusia maupun dengan Rabbul ‘Alamin. Maka, mari kita maknai setiap suapan makanan dalam ifthar jama’i sebagai bagian dari upaya meraih ridha-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab.(H Puji Raharjo-Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung)