lisensi

Rabu, 26 Maret 2025, Maret 26, 2025 WIB
Last Updated 2025-03-26T08:33:53Z
Kemenag Lampung 26/03/2025

Upacara Melasti, Plt. Kakanwil Kemenag Berharap Umat Hindu Dapat Menjalankan Catur Brata Penyepian dengan Sukses

Advertisement


Lampung (Pikiran Lampung)
– Upacara Melasti merupakan awal dari pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang diperingati setiap tahun sekali. Dalam susastra Hindu disebutkan bahwa Melasti adalah proses meningkatkan Sraddha dan Bhakti kepada para Dewata dan manifestasi Tuhan, yang bertujuan untuk menghilangkan kekotoran (mala) yang berasal dari pikiran, perkataan, dan perbuatan manusia. Selain itu, Upacara Melasti bertujuan agar umat Hindu dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan.


Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela memberikan apresiasi atas terselenggaranya Upacara Melasti kali ini.

“Atas nama Pemerintah Daerah, saya memberikan apresiasi kepada PHDI atas terselenggaranya acara ini dengan sukses. Untuk pertama kalinya, Upacara Melasti ini digelar setingkat provinsi dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947. Semoga tahun-tahun mendatang tetap berjalan dengan baik, dan Insya Allah Provinsi Lampung akan terus mendukung serta memberikan dukungan apa pun yang bisa kami lakukan untuk keluarga besar umat Hindu. Saya doakan umat Hindu diberikan kesehatan serta kebahagiaan yang hakiki oleh Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Wakil Gubernur Lampung.


Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Lampung, Erwinto, juga menyampaikan harapannya kepada umat Hindu.

“Saya berharap umat Hindu dapat menjalankan Catur Brata Penyepian dengan sukses dalam keadaan sehat dan bahagia,” ungkapnya saat memberikan sambutan di Area Pura Segara Garuda Hitam, Pantai Pasir Putih, Rabu (26/3/2025).


Lebih lanjut, Erwinto menjelaskan bahwa Upacara Melasti juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat Hindu dalam menjaga kelestarian lingkungan serta menghilangkan sifat-sifat manusia yang dapat merusak alam. Upacara Melasti merupakan rangkaian utuh dari Hari Raya Nyepi, yang diharapkan dapat semakin memantapkan umat Hindu dalam menjalankan Catur Brata Penyepian Tahun Saka 1947, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak mencari hiburan).

“Dengan mengusung tema Manawa Sewa Madhawa Sewa Menuju Indonesia Emas 2045, mari kita bersama-sama melayani sesama, karena sejatinya dalam setiap makhluk hidup terdapat percikan kecil dari Tuhan yang disebut Atman. Dengan menyadari hal itu, diharapkan umat Hindu dapat khusyuk dalam mengevaluasi diri, meditasi, dan samadhi dalam keheningan,” tambahnya.


Erwinto juga menekankan pentingnya keberagaman dalam kehidupan beragama.

“Keberagaman dan keindahan dapat kita lihat hari ini di tempat yang disucikan oleh umat Hindu dalam pelaksanaan Melasti di Area Pura Segara Garuda Hitam, Pantai Pasir Putih ini,” ujarnya.


Di akhir sambutannya, ia mengucapkan selamat kepada umat Hindu yang merayakan Tahun Baru Saka 1947.

“Selamat Tahun Baru Saka 1947, semoga dengan perayaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu dapat mencapai Jagat Hita Yacca Iti Dharma atau kebahagiaan di dunia,” tutupnya.


Sementara itu, Ketua PHDI Lampung, I Nyoman Setiawan, dalam laporannya menyampaikan bahwa Upacara Melasti kali ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di tingkat provinsi di Lampung.

“Melasti kali ini adalah Melasti tingkat provinsi pertama yang dilakukan di Provinsi Lampung, diikuti oleh 6.000 orang, serta dihadiri oleh para Pandita dan Pinandita, Gubernur Lampung, Plt. Kakanwil Kemenag Lampung, Forkopimda Provinsi Lampung, Kapolda Lampung, Danrem 043 Garuda Hitam, Kepala Bidang Bimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Ketua PHDI Provinsi Lampung, Ketua Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, serta umat se-Dharma se-Provinsi Lampung. Bersamaan dengan ini, masing-masing kabupaten/kota juga melaksanakan kegiatan yang sama,” ungkap I Nyoman mengakhiri laporannya. (*)