Advertisement
Bandarlampung (Pikiran Lampung)- Realisasi APBD Provinsi Lampung yang menembus rata-rata nasional langsung menuai tanggapan positif dari warga Bumi Ruwa Jurai.
Salah satunya datang dari Aliansi Tunas Lampung. Ketua Harian Aliasi Tunas Lampung, Yusantri menilai saat ini pengelolaan keuangan Provinsi Lampung dengan komando langsung Gubernur Rahmat Mirzani Djuasal berada di jalur yang benar untuk maju.
“Ya kami kira
pengelolaan keungan Lampung dengan komando Gubernur Mirza bersama kepala BPKAD
Marindo Kurniawan saat ini sudah di jalur yang tepat. Terutama bila dikaitkan
dengan program Pak Gubernur Mirza untuk memajukan serta mensyahterakan rakyat
Lampung,”ujar Yusantri, Selasa (13/5/2025).
Oleh karenanya kata Yusantri, program Gubernur Mirza
melalui BPKAD yang berkaitan dengan keuangan harus terus didukung oleh seluruh
elemen masyarakat Lampung.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Lampung mencatat lonjakan signifikan dalam realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025. Berdasarkan data per 10 Mei 2025, realisasi pendapatan daerah mencapai 30,23%, sementara belanja daerah menembus 24,62%.
Angka ini melampaui rata-rata nasional dan menjadi capaian tertinggi Pemprov Lampung dalam lima tahun terakhir.
Dr. Saring Suhendro, S.E., M.Si., Ak., CA., Akademisi dan
Peneliti Keuangan Publik Universitas Lampung sekaligus Pengurus ISEI Lampung,
menyatakan bahwa capaian ini adalah hasil dari fiscal shock response yang
tepat.
“Apa yang dilakukan Pemprov Lampung menunjukkan kapasitas
fiskal yang tanggap terhadap dinamika nasional. Ini bukan hanya eksekusi cepat,
tetapi juga keberanian berbenah secara sistematis,” ujar Dr. Saring, Senin
(12/05/2025).
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, merespons
kritikan pusat bukan dengan pembelaan, melainkan dengan tiga langkah strategis:
Menyelaraskan penatausahaan kas dengan progres pembangunan nyata,
Mengintegrasikan Dana BOS dan BLUD dalam sistem pelaporan,
Memastikan efisiensi perputaran kas untuk langsung memberi
dampak ke masyarakat.
Langkah ini selaras dengan arahan Mendagri Tito Karnavian
bahwa belanja pemerintah harus menjadi penggerak ekonomi. Lampung menjawab
tantangan itu dengan kerja nyata.
“Pemerintah yang kuat bukan yang sempurna sejak awal, tapi
yang cepat belajar dan memperbaiki,” tambah Dr. Saring, menilai strategi fiskal
Lampung sebagai bentuk fiscal leadership yang solutif dan berbasis data.
Dengan keberhasilan ini, Lampung tidak lagi berada di
posisi tertinggal. Justru kini menjadi rujukan nasional dalam percepatan
belanja anggaran dan tata kelola fiskal adaptif.(susi)