Advertisement
Jakarta (Pikiran Lampung)- Kasus melonjaknya angka terpapar virus COVID-19 kembali terjadi di beberapa negara kawasan Asean.
Namun, pemerintah melalui Kemenkes hingga saat ini
memastikan jika Indonesia masih aman dari melonjaknya virus tersebut. Namun kewaspadaan
masyarakat tetap perlu dijaga dan terapkan pola hidup sehat.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menginformasikan
sebanyak tujuh pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang terdata pada pekan
lalu seluruhnya dilaporkan sembuh.
"Itu (tujuh pasien positif COVID-19-red) data minggu
lalu. Semuanya sudah sembuh. Varian ini tidak menimbulkan keparahan dan
kematian," kata Juru Bicara Kemenkes Widyawati di Jakarta, saat
dikonfirmasi terkait data terbaru kasus COVID-19 di Indonesia, kemarin.
Hingga Selasa sore, katanya, Kemenkes belum memperoleh
data aktual fluktuasi kasus yang mungkin terjadi di sejumlah daerah.
Ia menambahkan, masyarakat tetap perlu menerapkan disiplin
protokol kesehatan seperti yang telah dijalani selama pandemi COVID-19,
terutama mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker di tempat
umum yang padat.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat karena mengingatkan
pada situasi 2020-2023,” katanya.
Kemenkes juga mengimbau agar kelompok lanjut usia (lansia) dan penderita komorbid tetap menjadi perhatian utama.
“Waspada tetap perlu, khususnya bagi mereka yang memiliki
risiko tinggi. Mari jaga bersama dengan langkah-langkah pencegahan sederhana
namun efektif,” katanya menambahkan.
Peningkatan kasus COVID-19 kembali menjadi sorotan setelah
sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Singapura, Hong Kong, dan
Malaysia, melaporkan lonjakan kasus baru sejak akhir Mei 2025.
Situasi ini mendorong Kemenkes RI menerbitkan surat edaran
kewaspadaan kepada seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Majelis Kehormatan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan
bahwa kewaspadaan perlu ditingkatkan menyusul tren kenaikan lebih lanjut,
khususnya di Thailand, yang kini mencatat ribuan kasus dan kematian dalam waktu
singkat.
“Sudah ada sekolah di Samut Prakan, Thailand, yang kembali
menerapkan pembelajaran daring karena peningkatan kasus. Ini menjadi alarm
bahwa COVID-19 belum sepenuhnya hilang,” ujarnya.
Tak hanya di Asia, negara-negara lain juga mengalami tren
serupa. Dalam kunjungannya ke Brisbane, Australia, Prof. Tjandra mengamati
peningkatan kasus di sana, termasuk kemunculan varian NB.1.8.1 di tengah musim
dingin.
"Suhu sudah di bawah 15 derajat Celsius, dan kasus
kembali naik," katanya.
Menghadapi situasi ini, Prof. Tjandra menyampaikan lima
langkah penting yang harus menjadi perhatian semua pihak, yakni meningkatkan
pemantauan jumlah kasus, tingkat keparahan, kematian, dan varian COVID-19 yang
beredar di masyarakat.
"Informasi ini penting untuk disampaikan secara
terbuka kepada publik," katanya.
Tjandra menegaskan pentingnya vaksinasi ulang bagi
kelompok berisiko tinggi, terutama lansia dan penderita komorbid, minimal satu
tahun setelah vaksinasi terakhir. Ia juga menyoroti perlunya data varian yang
beredar agar bisa disesuaikan dengan jenis vaksin yang tersedia.
Ia juga meminta pemerintah meningkatkan kerja sama
regional seperti melalui ASEAN Center for Public Health Emergencies and
Emerging Diseases serta komunikasi aktif dengan WHO yang dinilai krusial dalam
menghadapi potensi gelombang baru secara kolektif.
"Kita perlu menyadari bahwa COVID-19 memang masih ada
di tengah kita. Kasusnya masih ada di berbagai negara, termasuk negara kita
juga,” katanya.
Terakhir, terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan menjaga kebersihan diri, pola makan sehat, dan aktivitas fisik rutin
tetap menjadi benteng utama.
"PHBS tidak hanya penting untuk cegah COVID-19, tapi juga berbagai penyakit lainnya," ujarnya.
Untuk dikathui, angka Covid-19 naik lagi di Indonesia
setelah kurva catatan kasus di negara tetangga menanjak lebih dulu.
Waspada! Pemerintah
dan wakil rakyat di komisi kesehatan DPR mengatakan, kondisi perkembangan
Covid-19 ini merupakan alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Virus Corona atau yang
memiliki nama lengkap Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-Cov-2) tidak hilang dari muka bumi usai pandemi beberapa tahun lalu.
Benda kecil yang hanya bisa dilihat di bawa mikroskop elektron ini merebak di beberapa negara Asia Pasifik, termasuk negeri-negeri jiran dari republik ini. Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak di Asia, Bagaimana di Jakarta?
Apa yang sedang terjadi di
negara tetangga? Negara yang paling dekat Indonesia misalnya, Singapura,
mencatat 14.200 kasus aktif Covid-19 pada 3 Mei 2025, atau naik signifikan
11.000 kasus dibanding pekan sebelumnya. Kemudian Hong Kong, yang mencatat
tingkat positif Covid-19 mencapai 13,66 persen, naik 6,21 persen dibandingkan
pekan sebelumnya. Mereka juga mencatat kasus fatal 81 orang dengan 30 kematian
yang mayoritas dialami lansia dengan penyakit penyerta. Kemudian, ada Thailand
yang mencatat 53.563 kasus pada 24 Mei dengan 5 kematian.
Dari jumlah kasus
tersebut, 2.827 adalah pasien rawat inap dan 50.736 pasien rawat jalan. Baca
juga: 7 Kasus Covid-19 di Indonesia, Hasan Nasbi: Kita Harus Mulai Waspada
Bagaimana dengan Indonesia? Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan,
terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.
Meski tidak merinci secara angka, dia mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di
Indonesia tidak sebesar negara tetangga lainnya.
"Ya, ada
kenaikan sedikit, belum sebanyak seperti Singapura. Soalnya banyak Singapura,
Thailand itu kan banyak travel-nya, orang-orang datang," ujar Budi saat di
Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025). Lihat Foto Menteri Kesehatan (Menkes) Budi
Gunadi Sadikin merapat ke Istana Kepresidenan Jakarta untuk menemui Presiden
Prabowo, Selasa (3/6/2025).
Terlihat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dari Maret,
April, dan Mei 2025. Pada Maret 2025, hanya ada 8 kasus terkonfirmasi; Kemudian
pada April 2025, angka Covid-19 terkonfirmasi mencapai 15 kasus; Pada Mei 2025,
angka terkonfirmasi meningkat menjadi 37 kasus.
Varian virus Corona jenis apa ini? Virus Corona yang kembali merebak pada di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya ini merupakan hasil mutasi baru. Pada dasarnya, variannya adalah Omicron. Namun, subvariannya macam-macam, antara lain XEC, JN.1, JR1, dan LF.7. (ant/kompas/p1)