Advertisement
Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 yang digelar sejak 21 hingga 25 Juni 2025 di Lampung City Mall resmi ditutup dengan catatan prestasi yang memuaskan. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 yang akan diselenggarakan pada 8–12 Oktober 2025 di Jakarta.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, menyampaikan bahwa FESyar Sumatera 2025 mencerminkan sinergi nyata berbagai pihak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Sumatera.
“Alhamdulillah, penyelenggaraan FESyar tahun ini mencatatkan capaian positif. Hingga 24 Juni 2025, penjualan di area showcase mencapai Rp1,7 miliar, komitmen business matching sebesar Rp3,6 miliar, pembiayaan syariah mencapai Rp7,1 miliar, serta wakaf produktif terkumpul sebesar Rp38 juta,” ujarnya, Rabu (25/6/2025).
Mengusung tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional”, FESyar Sumatera 2025 menghadirkan empat program unggulan yang menjadi bukti nyata komitmen Bank Indonesia bersama mitra strategis dalam mengembangkan ekonomi syariah di Sumatera.
Keempat program tersebut meliputi, Perluasan Implementasi Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS) di 15 area se-Sumatera, untuk mendukung ekosistem halal food lokal, Gerakan Sadar Wakaf, melalui pelaksanaan QRIS Wakaf Run dan Pojok Kopi Wakaf, Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan; serta Training of Trainers Ekonomi Syariah kepada influencer, jurnalis, dan Dai-Daiyah guna memperluas literasi dan advokasi ekonomi syariah di masyarakat.
Bimo Epyanto menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, pelaku usaha, serta komunitas dan tokoh masyarakat yang terus mendukung penguatan ekosistem syariah. “Kami berharap semangat dari FESyar ini dapat dilanjutkan hingga ke ajang ISEF 2025, sehingga Sumatera turut berkontribusi besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” tutupnya.(*)