lisensi

Kamis, 26 Juni 2025, Juni 26, 2025 WIB
Last Updated 2025-06-27T03:35:48Z
NasionalTahun Baru Islam 1447 H

Tahun Baru Islam dan Momentum Hijrah Yang Sesungguhnya

Advertisement



Jakarta - Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. 1 Muharram kali ini adalah awal Tahun Baru Islam 1447 H. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan tahun baru Islam memiliki makna mendalam untuk seluruh umat.


Sesuai kalender pemerintah, 27 Juni 2025 adalah hari libur 1 Muharam Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Merujuk laman Majelis Ulama Indonesia, 1 Muharram adalah hari pertama dalam kalender Islam. Penetapan tersebut dimulai ketika Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepada Khalifah Umar Bin Khatab pada tahun 17 Hijriah.


Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Muharram sebagai hari libur nasional sejak lama. Penetapan tanggal merah pada 1 Muharram untuk menghormati pentingnya peristiwa hijrah dalam sejarah Islam. Selain itu, momen ini digunakan oleh banyak umat Muslim di Indonesia untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.


Dilansir dari website resmi Kementerian Agama (Kemenag), tahun baru hijriah diambil dari momentum hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah lebih dari 14 abad lalu. Peristiwa ini membawa makna mendalam bagi perjalanan dakwah Nabi Muhammad Saw. Islam kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia.


Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap hijrah bisa menjadi momentum tidak semata berpindah tempat dan waktu, tapi juga arah dan tujuan hidup yang lebih baik dan berkualitas. Menag mengutip salah satu pesan Al-Quran, Surah At-Taubah ayat 20: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”


“Hijrah dalam ayat ini bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah arah. Dari gelap ke terang. Dari stagnan ke tumbuh. Dari biasa-biasa saja ke luar biasa dalam nilai dan kontribusi,” pesan Menag di Jakarta, Kamis (26/6/2025).


“Hari ini, mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Sudah sejauh mana kita berhijrah dari rutinitas yang kering makna menuju amal yang bernilai? Sudahkah kita membawa Islam tidak hanya di kartu identitas, tapi juga dalam kejujuran, dalam kasih sayang, dalam tindakan sehari-hari?,” lanjutnya.


Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, Tahun Baru Islam tidak datang dengan kemeriahan pesta. Ia hadir dalam sunyi, dalam zikir, dan dalam refleksi yang hening.


Menurut Menteri Agama Nasaruddin Umar, di situlah kekuatannya. Sebab, perubahan besar sering dimulai dari perenungan yang paling dalam.


“Di banyak daerah di Indonesia, Muharam dirayakan dengan cara yang indah. Ada Tabuik di Pariaman, Grebeg Suro di Jawa, doa bersama di kampung-kampung. Semua itu menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal kita tidak saling meniadakan, justru saling menguatkan,” paparnya.


“Kementerian Agama memandang inilah kekayaan kita. Islam yang membumi, Islam yang mewangi tanpa kehilangan kemurniannya. Maka tugas kita hari ini bukan hanya menjaga ritual, tapi menjaga makna. Bukan hanya mengingat peristiwa hijrah, tapi menghidupkan semangat hijrah dalam kehidupan nyata, baik di ruang keluarga, pendidikan, birokrasi, maupun media sosial,” sambungnya.


Menag mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk menyambut tahun ini dengan tiga kata kunci: Pertama, bersyukur, karena kita masih diberi umur dan kesempatan. Kedua, berhijrah, karena stagnasi adalah musuh masa depan. Ketiga, berkontribusi, karena iman yang sejati harus tampak dalam tindakan.


“Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Semoga hijrah kita bukan hanya berpindah waktu, tapi berpindah kualitas hidup,” pungkasnya.(*)