Advertisement
Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Penunjukan Komisaris Utama (Komut) Bank Lampung, M. Firasada pada Rpat Umum Pemegang Saham- Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Lampung terkesan memaksakan dan menuai kritikan dari masyarakat baik para pemerhati keuangan di Lampung hingga masyarakat umum.
Ketua Aliansi Tunas Lampung (ATL), Yusantri menilai penunjukan Komut Bank Lampung terkesan dipaksakan dan terburu-buru.
"Penunjukan Komut Bank Lampung terkesan terburu-buru dan dipaksakan, terus terang saya sangat tidak respek sama sekali, karena M. Firsada belum berpengalaman dalam mengelola keuangan daerah jadi sangat disayangkan ya menurut saya, saya khawatir Bank Lampung bukan semakin maju malah akan mengalami kemunduran," ujar pria yang juga pemerhati keuangan di Lampung tersebut, Senin (07/07/2025) sore.
.webp)
Ia menjelaskan bahwa seharusnya yang menjabat sebagai Komut adalah Sekdaprov Lampung.
"Bukan saya mengecilkan Pak Firsada ya, tapi menurut pengalaman yang lalu-lalu yang menjabat Komut itu Sekdaprov Lampung, apalagi Marindo Kurniawan sudah sangat berpengalaman dalam mengelola keuangan daerah, jadi seharusnya sangat pantas beliau yang jadi Komut," jelas Yusantri.
Hal senada disampaikan oleh warga Teluk Betung, Mirwansyah. ia merasa janggal dengan penunjukan M. Firsada sebagai Komut.
"Kok saya melihat Bank Lampung yang notebenenya adalah Bank Pemerintah Daerah tersebut sangat janggal ya terkesan dipaksakan, padahal Pak Firsada sendiri belum memiliki pemgalaman dalam mengelola keuangan daerah, kenapa bisa dia ditunjuk dan dinobatkan sebagai Komut, aneh banget menurut saya," ungkap karyawan di salah satu perusahaan ternama di Bandar Lampung tersebut.
Sementara, salah seorang yang mengaku berteman dengan salah seorang karyawan di Bank Lampung menyebut pelantikan tersebut memang terburu-buru.
"Kata teman saya sih banyak (karyawan Bank Lampung) yang sebelumnya belum pada tau, baru tau itu setelah mereka pulang kerja, jumat sore kan Sabtu pelantikannya, jadi mendadak banget ya dan terkesan memaksakan, hadeh," kata salah seorang pegawai pemerintahan di Bandar Lampung tersebut. (red)
