lisensi

Selasa, 16 September 2025, September 16, 2025 WIB
Last Updated 2025-09-16T10:07:58Z
NasionalOtoritas Jasa Keuangan (OJK)

OJK Nilai Kucuran Dana Rp 200 Triliun Ke Bank Himbara Tidak Menjamin Kredit Nasional Meningkat

Advertisement



Jakarta (Pikiran Lampung) - Kucuran Dana likuiditas Rp 200 triliun yang diberikan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke perbankan, dinilai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bukan jaminan pertumbuhan kredit nasional bakal melejit.  


Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengingatkan, penyaluran pembiayaan tetap bergantung pada permintaan dunia usaha, prospek pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor eksternal lain.  "Dengan demikian, penguatan di seluruh aspek tersebut menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit yang tinggi dan berkelanjutan," kata Dian kepada Bisnis, Sabtu (13/9/2025).  


Namun demikian, Dian menghargai langkah pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan dana negara untuk mendukung perbankan dan perekonomian nasional. Menurutnya, penempatan dana tersebut bisa menurunkan cost of fund atau biaya dana dan suku bunga kredit, tetapi perbankan tetap dituntut menyalurkan dana secara produktif dan menerapkan manajemen risiko ketat. 


Sejauh ini, kata Dian, likuiditas perbankan masih tergolong kuat. Data OJK per Juli 2025, menunjukkan rasio AL/NCD atau perbandingan aset likuid bank (uang tunai dan aset yang mudah dicairkan) terhadap dana-dana jangka pendek yang mudah ditarik nasabah besar yakni mencapai 119,43%, jauh di atas batas minimal 50%.  


Sementara rasio AL/DPK, yaitu perbandingan aset likuid dengan total dana masyarakat yang dihimpun bank, berada di 27,09%, juga lebih tinggi dari ambang batas 10%. Angka-angka ini menandakan bank memiliki cadangan kas lebih dari cukup untuk menghadapi penarikan dana mendadak. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR), yakni jumlah kredit yang sudah disalurkan dibanding total dana simpanan, tercatat 86,54%. Angka ini menunjukkan bank masih punya ruang untuk memperbesar kredit.  


Secara tahunan, kredit perbankan tumbuh 7,03%, didorong oleh pinjaman ke korporasi yang naik 9,59%. Kenaikan terbesar terlihat pada pinjaman rumah tangga, seperti KPR dan kredit kendaraan, yang meningkat 8,39%, kredit industri pengolahan tumbuh 5,59%, dan sektor pertambangan serta penggalian melonjak 18,31% dibanding tahun sebelumnya.(*)