lisensi

Sabtu, 18 Oktober 2025, Oktober 18, 2025 WIB
Last Updated 2025-10-19T04:06:45Z
Cangget AgungGubernur Mirza Hadiri Gawei di Aneg Cahaya NegeriPendidikan

Gubernur Mirza Hadiri Begawei Balak di Cahaya Negeri Lampura, Disambut 'Awan Telapah dan Jajaran Andak'

Advertisement


Lampura (Pikiran Lampung
)----- Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menjadi tamu kehormatan saat menghadiri Gawei Balak Agung di Sesaat Agung Suri Gemattei Desa Cahaya Negeri Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara, Sabtu (18/10/2025). 

Kedatangan Gubernur Mirza dan rombongan, termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung, Thomas Americo, tampak disambut dengan sangat istimewa. Dengan segala kebesaran adat Lampung Abung. Seperti Awan Telapah, jajaran Andak, payung Agung, amuk. dan timpak gatcang sebanyak 117 kali. 


Gubernur Mirza langsung disambut oleh Para penyimbang Tuho Rajo, di antaranya, Kanjeng Suttan, Sutan Rajo Tuho, Suttan Rajo Negeri selaku tuan rumah. 

Dalam sambutannya dengan menggunakan Bahasa Lampung Abung  Gubernur Mirza mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan mewariskan adat serta budaya Lampung di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.


Gubernur Mirza mengungkapkan apresiasi kepada seluruh penyimbang adat, khususnya kepada tuan rumah Suttan Rajo Negeri, Aneg Cahayo Negeri Buay Nunyai yang telah menyelenggarakan kegiatan adat ini dengan penuh semangat.


"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Aneg Cahaya Negeri Lampung Utara, kepada tokoh adat, panitia, dan para pemuda yang telah menjaga budaya ini dengan sepenuh hati," ujar Gubernur Mirza.


Ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk menjunjung tinggi pepatah adat Lampung: Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi.


"Mari bersama kita jaga dan kita wariskan adat budaya Lampung sebagai bagian dari jati diri dan kebanggaan kita semua. Jangan sampai bahasa dan budaya Lampung tergerus arus modernisasi," tegasnya.


Gubernur Mirza mengatakan perayaan Begawi Agung bukan sekadar seremoni adat, melainkan warisan leluhur yang sakral dan penuh makna. Pelaksanaannya pun harus melalui tahapan-tahapan sesuai hukum adat yang berlaku.


"Di dalamnya terkandung nilai pengorbanan, kebersamaan, dan komitmen untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah masyarakat modern saat ini," jelasnya.


Gubernur Mirza menekankan bahwa adat dan budaya Lampung merupakan identitas serta jati diri yang mencerminkan kemajuan peradaban sejak masa lampau.


Ia mengungkapkan bahwa dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, hanya tujuh yang memiliki aksara sendiri, salah satunya adalah Aksara Lampung. Ini menjadi bukti nyata tingginya peradaban Lampung yang harus terus dijaga dan dilestarikan.


Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa adat dan budaya memiliki peran penting dalam membentuk jati diri bangsa, membangun akhlak, serta menjadi tolok ukur dalam arah pembangunan.


"Hal ini sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa, yakni menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian dalam kebudayaan, berdikari dalam ekonomi, dan berdaulat dalam politik," katanya.


Dalam rangka menjaga keberlanjutan budaya, Pemerintah Provinsi Lampung telah menggulirkan berbagai program, salah satunya Program Kamis Beradat atau Kamis Berbahasa Lampung.


Program ini mewajibkan seluruh aparatur pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, serta pelajar dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi untuk menggunakan Bahasa Lampung setiap hari Kamis.


"Langkah ini menjadi salah satu upaya nyata dalam menjaga bahasa daerah agar tidak hilang ditelan arus globalisasi," imbuh Gubernur Mirza.


Sebagai bentuk apresiasi, pada kesempatan tersebut Gubernur Lampung menyerahkan piagam penghargaan kepada Suttan Rajo Negeri, Aneg Cahayo Negeri Buay Nunyai Lampung Utara atas upaya dalam perlindungan, pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan kebudayaan di Provinsi Lampung

Dalam. kesempatan itu gubernur Mirza juga turut tari serai serumpun dan pangan balak. .(CEO)