lisensi

Sabtu, 18 Oktober 2025, Oktober 18, 2025 WIB
Last Updated 2025-10-18T10:03:01Z
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani DjausalPendidikan

Gubernur Mirza Tinjau Pelaksanaan UKG, Peningkatan Kompetensi Guru Jadi Fokus Utama

Advertisement



Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) memulai pemetaan kualitas guru SMA/SMK secara besar-besaran pada Sabtu, (18/10/2025), sebagai langkah awal pembenahan mutu pendidikan di daerah.Setelah lebih dari sepuluh tahun tak digelar, Uji Kompetensi Guru (UKG) akhirnya kembali dilaksanakan di Provinsi Lampung


Tes perdana ini dipusatkan di SMAN 5 dan SMAN 9 Bandar Lampung. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal meninjau langsung pelaksanaannya. Uji kompetensi dilakukan secara daring melalui aplikasi School.media, mencakup empat komponen utama. Tes kepribadian, sosial, dan pedagogi masing-masing berlangsung satu jam, sementara tes profesional berdurasi sekitar satu jam tiga puluh menit. Pengawasan melibatkan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK).


Total 2.674 guru mengikuti sesi pertama pemetaan ini. Rinciannya, 888 guru dari SMA unggulan dan sekolah reguler di Bandar Lampung, 175 guru SMK di kota yang sama, serta 1.611 guru dari 30 SMA unggulan di berbagai kabupaten/kota.


Gubernur Lampung Rahmat Mirzani  Djausal meninjau langsung  pelaksanaan UKG  tersebut. Ia menegaskan bahwa  peningkatan kompetensi guru menjadi fokus utama  Pemprov Lampung dalam rangka  memperkuat kualitas  pendidikan dan menyiapkan generasi  emas  Indonesia.


"Ini sesuai dengan  komitmen Pemprov Lampung. Kami akan  fokus dalam meningkatkan SDM untuk menunjang Indonesia Emas,  dan peningkatan kualitas  SDM ini dimulai  dari SMA dan SMK yang sekarang," ujar Mirza.


Ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing peserta  didik, penguatan kompetensi guru menjadi langkah penting. Menurutnya, kualitas  anak-anak  didik  sangat ditentukan oleh kualitas  guru yang mengajar. "Alat ungkit sebenarnya adalah guru. Maka untuk  meningkatkan daya saing anak-anakkita, guru harus  diperkuat  kompetensinya dan kualitasnya,"  tambahnya.


Mirza mengungkapkan, pelaksanaan UKG tahun ini sekaligus  menjadi pemetaan awal kemampuan guru di Lampung,  mengingat  kegiatan  serupa terakhir  kali dilaksanakan pada tahun  2015. "Kita perlu  ada peta yang lebih akurat.  Kalau  data siswa seperti  angka  partisipasi kasar  sudah kita miliki,  sekarang  kita ingin melihat  bagaimana kompetensi guru.  Dari situ baru kita bisa menentukan treatment yang tepat," jelasnya.


Lebih  lanjut, Mirza  mengatakan bahwa peningkatan kompetensi guru akan dilakukan  secara merata di seluruh  kabupaten dan kota di Lampung. Guru-guru dengan  hasil uji yang masih rendah  akan mendapatkan pendampingan dan pelatihan tambahan. "Treatment-nya tentu  disesuaikan dengan  hasil UKG. Ada yang butuh  penguatan teori,  ada yang butuh peningkatan kemampuan praktis. Kita akan kumpulkan guru-guru yang masih  kurang  dan tingkatkan kompetensinya,"  katanya.


Pemprov Lampung, lanjut  Mirza, menargetkan pemerataan kualitas  guru di seluruh  wilayah. Pemerintah daerah  akan menetapkan standar  kompetensi yang  lebih tinggi  agar kualitas  pengajaran semakin  baik.


Kepala Disdikbud Lampung Thomas Amirico menegaskan, uji kompetensi ini merupakan tahap awal dari total sekitar 14.368 guru yang akan dites secara bertahap. “Guru kita tes melalui CAT (Computer Assisted Test) untuk melakukan pemetaan awal terkait kompetensi masing-masing guru. Setelah kita tahu datanya, baru nantinya dilakukan pembelajaran,” ujar Thomas di SMAN 5 Bandar Lampung.


Ia menjelaskan, setelah pemetaan awal, para guru akan mengikuti pembelajaran selama enam bulan disertai pelatihan instruktur (TOT), lalu menjalani tes ulang untuk mengukur peningkatan kompetensi. “Selanjutnya mereka dites ulang untuk mengukur pembelajaran dan dilakukan berkala. Supaya mereka bisa mengoreksi demi meningkatkan kompetensi,” tambahnya.


Thomas menegaskan, UKG 2025 ini menjadi kegiatan perdana di era Gubernur Mirza setelah satu dekade lebih tidak terlaksana. Aspek yang diuji mencakup ideologi, profesionalisme, sosial, kepribadian, hingga kemampuan teknis.


“Nanti ada dua nilai yang digabung, lalu akan keluar rating kompeten atau tidak. Dari situ kita lakukan penguatan,” ujarnya.


Matematika menempati posisi peserta terbanyak dengan 365 guru, disusul Bahasa Indonesia 269 guru, Bimbingan Konseling 279 guru, Bahasa Inggris 228 guru, Biologi 191 guru, Fisika 149 guru, dan Kimia 162 guru. Selebihnya mencakup Ekonomi 143 guru, PKn/Pancasila 135 guru, Sejarah dan PJOK masing-masing 176 guru, TIK/Informatika 167 guru, Geografi 123 guru, Sosiologi 111 guru, dan sejumlah mata pelajaran lain.(*)