Advertisement
Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Program nasional penggunaan bahan bakar campuran bensin dan etanol atau E-10 mendorong lonjakan kebutuhan etanol di Indonesia hingga mencapai 3 juta kiloliter per tahun. Tren ini membuka peluang besar bagi daerah penghasil bahan baku etanol, termasuk Provinsi Lampung yang dikenal sebagai lumbung pertanian dan perkebunan.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengungkapkan, saat ini sejumlah perusahaan tengah melakukan penjajakan untuk membangun pabrik etanol baru di wilayah Lampung. Menurutnya, provinsi ini memiliki potensi besar berkat ketersediaan berbagai komoditas yang bisa diolah menjadi etanol.
“Semua bahan baku ada di sini, mulai dari jagung, singkong, tebu, sampai sorgum. Sekarang perusahaan sedang memeriksa bahan baku mana yang paling bagus dan layak untuk produksi etanol,” ujar Gubernur Mirza belum lama ini.
Ia menambahkan, pembangunan pabrik tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, namun yang terpenting adalah ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan. “Yang penting pasokan harus banyak dan lancar. Ini bentuknya investasi pabrik etanol yang nanti hasilnya digunakan pemerintah untuk dicampur dengan bensin,” jelasnya.
Menurut Mirza, saat ini lokasi pembangunan pabrik sedang dikaji. Dua wilayah yang menjadi kandidat utama adalah Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) dan Kabupaten Lampung Timur (Lamtim). “Ada dua perusahaan yang sudah menghubungi kami dan sedang melakukan kajian di Lampung. Salah satunya dari Toyota,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi Lampung menyambut positif rencana tersebut karena dinilai sejalan dengan program transisi energi hijau serta upaya memperkuat ekonomi berbasis pertanian dan industri hilir di daerah.
Dengan potensi bahan baku melimpah serta dukungan pemerintah daerah, Lampung kini kian menarik bagi investor yang ingin berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan nasional.(red)