lisensi

Senin, 19 Mei 2025, Mei 19, 2025 WIB
Last Updated 2025-05-19T10:07:03Z
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal

Gubernur Mirza Kukuhkan Pengurus PPTTI Lampung, Siap Optimalkan Tata Niaga Produk Singkong

Advertisement



Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Gubernur  Lampung, Rahmat Mirzani Djausal,  mengungkapkan  bahwa komoditas  singkong  beserta  produk olahannya menyumbang  7-8% dari total  Produk  Domestik  Regional Bruto  (PDRB) Provinsi Lampung yang mencapai Rp 480 triliun  per tahun.


Hal ini disampaikannya  saat menghadiri  Pengukuhan  Pengurus  Perhimpunan  Pengusaha Tepung  Tapioka  Indonesia  (PPTTI)  Provinsi Lampung  masa bakti 2025-2030 di  Balai Keratun  Lt. III, Senin  (19/5/2025).


"Singkong  sampai tepung  tapioka ini menyumbang  7-8% PDRB. Artinya,  dari uang yang beredar di Lampung setiap  hari, sebagian besar berasal  dari industri  singkong.  Istimewanya,  seluruh prosesnya  dikelola oleh masyarakat  lokal, mulai dari petani,  industri, hingga pengusaha,"  ujar Gubernur  Mirza.


Lampung  merupakan  produsen  singkong  terbesar  di  Indonesia,  dengan produksi  mencapai 7,9 juta ton pada 2024 atau  setara  51% dari total produksi  nasional,  berdasarkan  data Dinas Ketahanan  Pangan,  Tanaman Pangan,  dan Hortikultura  Provinsi  Lampung.


Melihat potensi besar ini,  Gubernur bertekad  untuk mengoptimalkan  tata  niaga produk  singkong  dan industri  tapioka guna memperkuat  ekonomi daerah,  meningkatkan  kesejahteraan  petani,  dan menjaga keberlangsungan industri.


"Kita  harus segera menata  keseimbangan, memperbaiki tata  niaga, dan yang terpenting memiliki nilai tawar di tingkat pusat untuk memperjuangkan industri  ini," tegasnya.


Gubernur  Mirza juga menyampaikan  apresiasi  kepada para pengusaha tapioka  yang telah  menjadi tulang punggung  ekonomi kerakyatan,  menciptakan  lapangan kerja,  dan mendukung  rantai  pasok  pangan nasional.


la mengajak  PPTTI  Lampung  bersinergi dengan pemerintah, akademisi,  dan petani untuk  meningkatkan  kualitas produksi, mengembangkan  diversifikasi produk  turunan singkong, serta menerapkan  teknologi  ramah lingkungan dalam  pengolahan  limbah.


Di kesempatan yang sama, Ketua PpTTI Provinsi Lampung Welly Sugiono mengatakan bahwa salah satu pokok  permasalahan yang dihadapi oleh komoditas  singkong di Indonesia adalah ancaman impor. Menurut Welly, selain bersaing  dengan produk impor, petani singkong  di  Provinsi  Lampung juga masih dihadapkan  lagi  dengan sesama provinsi penghasil  singong.


"Kami tidak  minta  bahwa impor  itu  distop,  tapi diatur,"  ujar Welly Sugiono.


Selain itu, Welly juga meminta  Kementerian  untuk pemberlakuan  harga yang merata di  seluruh  Indonesia  sehingga terjadi  persaingan yang sehat serta menjadikan  Lampung  sebagai  pelabuhan masuk untuk impor tapioka.(*)