Advertisement
Bandarlampung (Pikiran Lampung) - Selain bidang infrastruktur, bidang pendidikan juga jadi fokus utama Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. Terutama untuk melahirkan lulusan yang siap kerja.
Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyebut lima sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi percontohan kelas migran yang merupakan program yang dicanangkan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.
"Untuk pilot project kelas migran ini ada lima sekolah
kejuruan dan telah siap dilaksanakan, tinggal tunggu pematangan petunjuk teknis
(juknis) saja," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Thomas
Amirico, di Bandarlampung, Kamis (22/5).
Ia menyebutkan bahwa lima SMK yang akan menjadi percontohan
berada di Kota Metro dua sekolah dan Kota Bandarlampung tiga sekolah.
"Adapun konsep awalnya bahwa kelas XII dimitigasi
dahulu, siapa saja yang ingin bekerja ke luar negeri. Kalau mau ke Jepang kami
siapkan kelasnya," kata dia.
Ia pun mengatakan, para siswa nantinya selama enam bulan
akan diajarkan bahasa asing sesuai dengan penempatan kerja seperti Jepang atau
negara lainnya.
"Di samping itu kami juga akan memberikan pelatihan
bahasa Inggris sebagai bahasa penengah" kata dia.
Selanjutnya, ia mengatakan, di kelas migran para siswa akan
diajarkan keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang akan diambil pada negara
tujuan.
"Selama satu bulan mereka akan dilatih sesuai pekerjaan
di negara tujuan dengan harapan terbiasa dan mentalitasnya terbangun,"
kata dia
Dia pun mengatakan bahwa Pemprov Lampung juga akan
menyesuaikan pelajaran pada kelas migran sesuai dengan negara tujuan anak-anak.
"Model ajarnya nanti sesuai negara tujuan, bahasa
diajarkan, keterampilan sesuai negara tujuan. Kalau tidak ada tenaga
pengajarnya nanti kami datangkan baik dari dalam maupun luar negeri," kata
dia.
Ia mengatakan, pihaknya pada pekan depan akan melakukan
rapat koordinasi (rakor) dengan seluruh sekolah jenjang SMK. Kemudian Disnaker,
Bank Lampung, dan Balai Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Lampung dan ada
beberapa pihak dari Jepang.
"Kami harap dengan adanya kesepakatan dengan Bank
Lampung jadi anak-anak di kelas migran yang sudah siap bekerja di luar negeri
dapat difasilitasi. Kemudian setelah bekerja mereka dapat membayarnya secara
bertahap ke Bank Lampung," kata dia. (ant/p1)