Advertisement
Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Sikap profesional anggota Kepolisian Polda Lampung yang mengamankan demo petani singkong di kantor gubernur setempat, menuai banyak pujian dan dukungan warga.
Wahyu (31) warga Teluk Betung yang berprofesi sebagai karyawan swasta tersebut memuji pihak kepolisian di Lampung yang menghadapi pendemo tanpa kekerasan.
"Saya sebagai warga salut dengan polisi, melihat aksi massa petani singkong yang mulai anarkis, tapi mereka tidak membalas dengan sikap tegas, malah petugas yang jadi korban pelemparan oleh para pendemo, bravo Polisi," pujinya, Senin (05/05/2025).
Hal senada diungkapkan Denis (28). Ia menilai Polisi khususnya di daerah Lampung lebih humanis dan mementingkan rakyat.
"Terbukti dengan aksi demo tadi, meski ada personil yang terluka, tapi mereka tidak melakukan tindakan tegas untuk mencegah korban dari pihak sipil yang tidak bersalah, semamgat baapak-bapak polisi dalam menjalankan tugas mulia, dan buat yang terluka sempga segera pulih, aamin," ujarnya.
Sementara, Hairuman (53) yang merupakan salah seorang tokoh masyarakat di daerah Tanjung Karang tersebut sikap anarkis para pendemo tersebut.
"Mengapa harus berakhir dengan anarkis? jika menyampaikan inspirasi ke pemerintah belum memiliki titik temu, kan bisa melakukan aksi kembali nanti, bukan maah memperkeruh keadaan dengan melempar para petugas.
Dan saya mengapresiasi dengan aparat kepolisian di Lampung yang dapat menahan diri atas tindakan anarkis para pendemo, semoga ini menjadi contoh polisi-polisi lain di mana pun berada," pungkasnya.
Untuk diketabui, 10 Polisi Terluka Saat Amankan Aksi Petani singkong. Aksi yang diikuti ratusan massa dari lima kabupaten dan OKP Cipayung Plus ini berubah ricuh ketika audiensi antara perwakilan pendemo dan pejabat Pemprov Lampung gagal menemukan titik temu.
Massa yang kecewa mulai memaksa masuk ke area dalam kantor gubernur. Aparat kepolisian yang berjaga mencoba meredam dorongan massa, namun situasi cepat berubah menjadi chaos.
Lemparan batu, kayu, dan benda tumpul melayang ke arah petugas. Suasana mendadak mencekam. Teriakan dan tangis kepanikan terdengar dari berbagai sisi barikade.
Lo mi ni
“Sebanyak 10 anggota kami mengalami luka saat berusaha mengendalikan situasi. Mereka dilempari batu dan benda keras oleh peserta aksi,” ungkap Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun.
Polda Lampung menyesalkan kekerasan yang terjadi dalam aksi tersebut. “Kami sangat menghormati hak menyampaikan pendapat di muka umum. Namun jika dilakukan dengan cara yang anarkis dan melukai petugas, itu sudah melanggar hukum,” tegas Kombes Yuyun.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi beberapa pelaku pelemparan dan akan menindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
“Kami akan proses secara hukum siapa pun yang terbukti menyerang aparat dalam aksi ini. Negara tidak boleh kalah oleh kekerasan,” pungkasnya.
Meski diwarnai insiden, aparat berhasil mengendalikan situasi dan membubarkan massa secara bertahap hingga sore hari. (susi Bakung)