lisensi

Selasa, 24 Juni 2025, Juni 24, 2025 WIB
Last Updated 2025-06-24T09:49:33Z
DaerahLampung Timur

Pemkab Lampung Timur Dukung Festival Adat Sekappung Limo Migo

Advertisement



Lampung Timur (Pikiran Lampung) - Festival Adat Sekappung Limo Migo digelar dengan meriah di Lapangan Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Selasa (24/5/2026). Acara budaya tersebut dihadiri ratusan warga dan tamu undangan.


Sejumlah tokoh penting hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlaela, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah, serta Anggota DPR RI Chusnunia Chalim. Ketiganya ikut merasakan kemeriahan adat dengan diarak mengenakan pakaian khas Lampung Sekappung Limo Migo sebelum acara seremonial dimulai.


Rangkaian pembukaan festival dimulai dengan penyambutan adat dan penampilan tarian tradisional Lampung yang menggambarkan nilai-nilai luhur budaya setempat. Para tamu undangan disuguhi pertunjukan tari yang menggambarkan semangat gotong royong, persatuan, dan kearifan lokal masyarakat Marga Sekampung.


Dalam sambutannya, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan aktif menyukseskan festival tersebut. “Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh panitia, tokoh adat, masyarakat, serta semua pihak yang telah bekerja keras menyelenggarakan kegiatan ini dengan semangat dalam pelestarian adat,” ujarnya.


Ela menegaskan, Festival Sekappung Limo Migo bukan sekadar pentas seni biasa, melainkan bentuk nyata dari penghormatan terhadap warisan budaya para leluhur. Ia menyebut festival ini sebagai manifestasi jati diri masyarakat Lampung Timur.


“Melalui festival ini, diharapkan kita termotivasi untuk melestarikan adat-istiadat serta menggali kembali akar kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan ini membentuk identitas dan karakter masyarakat Marga Sekampung dan Lampung Timur pada umumnya,” ucapnya.


Konsep Sekappung Limo Migo, lanjut Ela, bukan hanya struktur adat, tetapi mencerminkan filosofi hidup masyarakat yang menjunjung tinggi musyawarah, gotong royong, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini dianggap sangat penting untuk tetap dipertahankan di tengah arus globalisasi yang semakin cepat.


“Dalam Limo Migo yang bersatu dalam satu payung adat, kita belajar tentang kekuatan kebersamaan, kerukunan, dan kebijaksanaan menyelesaikan perbedaan. Pelestarian budaya seperti ini menjadi sangat penting saat nilai-nilai adat mulai tergeser,” katanya.


Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, kata Ela, berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya dan pengembangan wisata berbasis adat. Ia menyebut program ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berakar pada kearifan lokal.(*/Fauzi)