lisensi

Kamis, 30 Oktober 2025, Oktober 30, 2025 WIB
Last Updated 2025-10-31T06:53:28Z
Kepala BPBD Rudy Sjawal Sugiarto

Kepala BPBD Rudy Sjawal Ikuti Rakor Kontingensi SAR Hadapi Potensi Gempa Megathrust

Advertisement

 


Bandar Lampung, (30 Oktober 2025) — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiharto, turut hadir dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kontingensi SAR dalam menghadapi potensi gempa bumi megathrust yang digelar oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Provinsi Lampung di Swiss-Belhotel Bandar Lampung, Kamis (30/10/2025).


Rapat koordinasi tersebut dipimpin langsung oleh Deputi Pencarian, Pertolongan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP/Basarnas), Mayjen TNI Edy Prakoso dan dihadiri berbagai unsur terkait, mulai dari TNI, Polri, BPBD, BMKG, serta instansi vertikal dan relawan kebencanaan di wilayah Lampung.


Dalam kesempatan itu, Kepala BPBD Lampung Rudy Sjawal Sugiharto menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi dan kesiapsiagaan seluruh unsur dalam menghadapi potensi bencana besar, khususnya gempa megathrust yang bisa berdampak luas terhadap masyarakat.


“Rencana kontingensi ini bukan hanya dokumen formal, tetapi menjadi pedoman operasional nyata bagi seluruh pihak dalam merespons cepat dan tepat ketika bencana terjadi. Kita harus memastikan seluruh jalur komunikasi, sumber daya, dan koordinasi lintas instansi berjalan efektif,” ujar Rudy.


Rudy juga menekankan pentingnya latihan terpadu dan pembaruan data risiko secara berkala agar setiap instansi memiliki peran yang jelas dalam penanganan bencana, serta  komitmen BPBD Lampung untuk memperkuat sistem early warning system (peringatan dini) dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat, terutama di daerah pesisir seperti Pesisir Barat, Tanggamus, dan Lampung Selatan.


“Kami akan terus berkolaborasi dengan Basarnas, TNI-Polri, dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Edukasi kebencanaan harus dilakukan sejak dini, mulai dari sekolah hingga lingkungan masyarakat. Masyarakat harus tahu bagaimana cara menyelamatkan diri dan membantu orang lain,” tambahnya.


Sementara itu, Deputi Pencarian dan Pertolongan Basarnas Mayjen Edy Prakoso menjelaskan bahwa penyusunan rencana kontingensi ini merupakan tindak lanjut dari arahan nasional untuk menghadapi potensi gempa megathrust di wilayah barat daya Lampung yang masuk dalam zona rawan tinggi.


“Kita tidak bisa memprediksi kapan bencana akan datang, tapi kita bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin. Rencana kontingensi ini menjadi panduan operasional bagi seluruh pihak agar dapat bertindak cepat, tepat, dan terkoordinasi saat bencana benar-benar terjadi,” tegasnya.


Menurutnya, wilayah Sumatera bagian selatan, termasuk Lampung, memiliki potensi terjadinya gempa megathrust akibat aktivitas subduksi di zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Karena itu, kesiapsiagaan harus menjadi perhatian bersama, tidak hanya oleh Basarnas, tetapi juga oleh pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat.


Melalui kegiatan ini, diharapkan terbentuk kesamaan persepsi, koordinasi cepat, dan kesiapan sumber daya manusia serta peralatan yang memadai dalam upaya penyelamatan dan penanggulangan pascabencana.(Salsabila/Yolanda)