Advertisement
Jakarta (Pikiran Lampung) - Pesawat angkut terbesar yang kini dimiliki TNI Angkatan Udara, Airbus A400M, tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin pagi, (03/11/2025). Kedatangan pesawat itu isambut dengan tradisi water salute oleh TNI AU, dengan mobil pemadam menyemprotkan air dari kedua sisi saat pesawat melintasi apron.
Sekitar pukul 07.45 WIB terlihat para perwira TNI AU dan tamu undangan memberikan tepuk tangan saat pesawat tersebut mendarat. Adapun agenda hari ini mencakup penyerahan simbolis A400M oleh Presiden Prabowo kepada Panglima TNI sebelum dialokasikan untuk Skuadron 31 di Lanud Halim Perdanakusuma. Seperti apa spesifikasi dan perbandingannya dengan pesawat angkut lain
Spesifikasi A400M
Dilansir dari laman resmi Airbus, A400M merupakan pesawat angkut militer empat mesin turboprop dengan kapasitas muatan maksimum 37 ton (81.600 lb). Ruang kargonya berukuran penampang 4 x 4 meter dan volume 340 m³, cukup untuk mengangkut kendaraan lapis baja atau helikopter. Pesawat ini mampu terbang hingga 40.000 kaki dengan kecepatan maksimum Mach 0,72.
Untuk jarak tempuh, A400M dapat membawa 20 ton (44.000 lb) sejauh sekitar 3.400 mil laut, dua kali jangkauan pesawat angkut taktis menengah. Kemampuan taktisnya termasuk operasi di landasan pendek dan tidak beraspal, didukung landing gear utama 12 roda untuk distribusi beban dan perlindungan FOD.
Sistem pertahanannya meliputi kokpit berlapis baja, kaca depan tahan peluru, fly-by-wire, serta kemampuan terbang rendah hingga 150 kaki dan manuver bank hingga 120 derajat, dilengkapi flare dan chaff untuk perlindungan di area berisiko.
Selain tugas angkut, A400M juga dapat berfungsi sebagai pesawat tanker maupun penerima bahan bakar udara dengan kapasitas bahan bakar 51 ton, dan telah berhasil mengisi bahan bakar Su-30, Hawk, F-18, Tornado, Eurofighter, serta sesama A400M. Pesawat ini tersertifikasi untuk airdrop hingga 25 ton dan dapat membawa 116 penerjun payung.
Perbandingan dengan Pesawat Lain
Menurut daftar Defense News Top 100 tahun 2025, Airbus menempati peringkat ke-14 perusahaan pertahanan terbesar di dunia berdasar pendapatan, berada di belakang Lockheed Martin, RTX, dan General Dynamics. Di Eropa, Airbus berada di posisi ketiga setelah Thales dan BAE Systems. A400M itu sendiri menjadi bagian dari portofolio Air Power Airbus, yang mencakup pesawat angkut taktis dan strategis, pesawat tanker, hingga jet tempur.
Dalam lanskap pesawat angkut global, Boeing C-17 Globemaster III menempati kelas berat dengan kapasitas angkut terbesar. A400M berada di segmen menengah-berat sebagai “jembatan” antara C-17 dan Lockheed C-130 Hercules, yang tetap menjadi andalan untuk operasi taktis di medan sulit.
Laporan Global Military menekankan bahwa A400M adalah turboprop modern yang dirancang menggantikan pesawat taktis seperti C-130 dengan jangkauan misi strategis, sementara C-17 merupakan jet berat untuk misi antarbenua dengan kargo besar.
Perbedaan konsep membuat A400M lebih fleksibel di lapangan, sedangkan C-17 unggul dalam misi jarak jauh dan muatan besar. C-17 dengan empat mesin turbofan Pratt & Whitney F117 mampu membawa hingga sekitar 77 ton—dua kali kapasitas A400M—dan telah beroperasi sejak 1993 dalam berbagai misi besar, mulai dari operasi militer di Afghanistan dan Irak hingga bantuan kemanusiaan global.
A400M, yang mulai bertugas pada 2013, cepat membangun reputasi lewat operasi di Mali, Afghanistan, bantuan bencana di Karibia, hingga evakuasi Kabul 2021, serta terus meningkatkan kemampuan termasuk airdrop campuran personel dan kargo.
Adapun C-130J Hercules, produksi Lockheed Martin, tetap menjadi pesawat taktis utama banyak angkatan udara. Royal Air Force menyebut A400M unggul untuk angkut logistik, namun untuk misi khusus di medan berat dan ruang gerak terbatas, Hercules dinilai lebih efisien. RAF menilai misi-misi khusus tersebut masih lebih cocok dilakukan pesawat berukuran lebih kecil seperti C-130, bukan platform yang lebih besar seperti A400M.(*)