Advertisement
Bandar Lampung (Pikiran Lampung) - Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, memaparkan bahwa kinerja investasi di Provinsi Lampung hingga triwulan III tahun 2025 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Realisasi investasi telah melampaui target tahunan, dengan total capaian mencapai Rp12,95 triliun atau 120,32 persen dari target Rp10,76 triliun.
Dari total tersebut, Rp2,12 triliun berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp10,83 triliun dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Menurut Marindo, capaian ini menjadi bukti bahwa kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Lampung semakin kuat.
“Realisasi ini mencerminkan stabilitas ekonomi daerah dan keberhasilan berbagai langkah Pemprov Lampung dalam menciptakan kemudahan berusaha serta kepastian hukum bagi investor,” ujar Marindo di Bandar Lampung, Senin (3/11/2025).
Beberapa sektor menjadi penggerak utama pertumbuhan investasi di Lampung. Untuk PMA, sektor yang tumbuh pesat antara lain industri makanan, tanaman pangan, peternakan dan perkebunan, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, serta pertambangan.
Sementara untuk PMDN, sektor dominan meliputi industri makanan, pertambangan, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, serta sektor tanaman pangan dan perkebunan.
Marindo menjelaskan, struktur ekonomi Lampung saat ini memang masih didominasi oleh sektor jasa dan perdagangan, namun pemerintah tengah melakukan transformasi ekonomi dengan memperkuat industri pengolahan dan hilirisasi komoditas unggulan seperti singkong, kopi, lada, dan kelapa sawit.
“Transformasi industri pengolahan menjadi agenda strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal, memperluas lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah,” tambahnya.
Secara makro, kinerja ekonomi Lampung juga menunjukkan tren positif. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2024 tercatat mencapai Rp483,88 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan yang menyumbang 59,39 persen terhadap total PDRB.
Posisi ini menempatkan Lampung sebagai perekonomian terbesar keempat di Pulau Sumatera. Hingga semester I tahun 2025, nilai PDRB Lampung telah mencapai Rp256,1 triliun, mencerminkan laju pertumbuhan yang stabil. Pada triwulan I, ekonomi Lampung tumbuh 5,47 persen, dan tetap terjaga di atas 5 persen pada triwulan II (5,09 persen).
Sektor industri pengolahan menjadi mesin utama ekonomi daerah, dengan kontribusi 18,93 persen terhadap PDRB atau sekitar Rp91,5 triliun pada 2024, yang sebagian besar didominasi oleh industri makanan dan minuman.
Lebih lanjut, Marindo menegaskan bahwa keunggulan Lampung terletak pada ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah. Lebih dari 75 persen bahan baku industri pengolahan berasal dari dalam provinsi, sehingga biaya produksi menjadi lebih efisien dan daya saing produk meningkat di pasar nasional maupun global.
Selain itu, Pemprov Lampung juga terus melakukan reformasi birokrasi dan digitalisasi layanan publik. Melalui sistem Online Single Submission (OSS), seluruh proses perizinan kini dapat dilakukan secara daring dan terintegrasi, sehingga mempermudah investor dalam berinvestasi di Lampung.
“Dengan sistem perizinan yang cepat, transparan, dan bebas pungli, Lampung akan semakin menjadi magnet investasi baru di Sumatera,” tutup Marindo.(red)