Bandarlmapung (Pikiran Lampung
) - Ritual banjir tahunan mulai melanda Kota Bandar Lampung. Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) menyatakan bahwasanya pemerintah kora bandar lampung gagap dalam hal menangani banjir.

Ketua DPK Prima Kota B.Lampung  Andri Aripin menjelaskan, kegagalan melakukan penghijauan bukit. Pengerukan batu di sejumlah bukit di Bandar Lampung memberikan kontribusi banjir. 

Erosi atau rusaknya tanah di daerah bukit berpotensi menyebabkan menurunnya daya serap tanah.


"Saat intensitas hujan tinggi, air langsung mengalir ke daerah yang lebih rendah dengan lebih cepat. Kemudian, terjadilah banjir bandang. 

Termasuk hilangnya kawasan resapan air yang beralih fungsi menjadi ruko dan mal," kata Andri Aripin Sabtu (11/12/2021). Andri Aripin semestinya Repitalisasi sungai dilakukan sebelum hujan turun agar tidak ada kekhawatiran warga akan adanya banjir anehnya hal yang kerap melibatkan oknum pejabat dan pengembang nakal. 

Mereka mengutak-atik perizinan dengan dalih peningkatan ekonomi dan investasi. Parahnya, warga masyarakat diam dan tidak gigih berjuang melawan. Sebagian elit justru memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.

"Akhirnya, banjir parah menerjang kawasan pembangunan di Bandar ampung Living Plaza. Kawasan resapan air dirampas demi keuntungan ekonomi pengusaha.

 Ini salah satu contoh mutakhir tidak disiplinnya penegakan tata ruang wilayah," ujar Andri Aripin. Menurut Andri Aripin dibutuhkan Walikota yang berani dan peduli lingkungan. 

Bukan justru tunduk dengan pemilik modal. Kepentingan rakyat harus lebih diutamakan. "Sedih kan, melihat warganya kebanjiran. Sementara para pejabat enak tidur di rumah. Padahal ini imbas dari ijin yang mereka keluarkan,"pungkasnya.(bbl) 

Post A Comment: