Articles by "Kesehatan"
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan


Lampung (Pikiran Lampung) -
Mengikuti perkembangan Zaman tidaklah mudah berbagai gejala penyakit menyerang manusia mulai dari generasi milenial hingga generasi Z, salah satunya penyakit yang menyerang yaitu ginjal. 

Penyakit ginjal adalah istilah yang menggambarkan setiap gangguan pada ginjal. Penyakit ginjal dapat menyebabkan fungsi ginjal dalam membersihkan dan menyaring limbah atau racun dari darah menjadi terganggu.

Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk seperti kacang. Organ ini berada di area punggung bagian bawah. Saat fungsi ginjal terganggu, dapat terjadi beragam komplikasi, seperti anemia, gangguan elektrolit, hingga penumpukan racun.

Jenis-Jenis Penyakit Ginjal

Sebelum mengenal beragam faktor penyebab penyakit ginjal, ada beberapa jenis penyakit ginjal yang umum terjadi, yaitu:

- Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap selama lebih dari 3 bulan. Gagal ginjal kronis dapat disebabkan oleh hipertensi, diabetes tipe 1 dan 2, penyakit autoimin, atau penyakit infeksi pada ginjal.

- Gagal ginjal akut, pada jenis penyakit ginjal ini, penurunan fungsi ginjal terjadi secara tiba-tiba. Gagal ginjal akut sering disebabkan oleh kekurangan cairan dan darah, cedera pada ginjal, atau sumbatan yang menyebabkan kembalinya cairan ke ginjal.

Batu ginjal

Penyakit batu ginjal disebabkan oleh penumpukan zat dan mineral yang kemudian membentuk batu di ginjal. Kondisi ini sering dipicu oleh penyakit asam urat atau infeksi saluran kemih.


Infeksi ginjal

Infeksi ginjal bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Penyakit ginjal ini juga dapat terjadi akibat infeksi di saluran kemih yang menyebar ke ginjal.


Penyebab Penyakit Ginjal

Penyebab penyakit ginjal bisa beragam, tergantung pada jenisnya. Namun, risiko seseorang terkena penyakit ginjal akan makin besar bila memiliki faktor berikut:

Menderita diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit hati, memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal, mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal yang berulang, menderita obesitas, memiliki pola makan yang tinggi garam atau gula, memiliki kebiasaan jarang minum air putih sehingga meningkatkan risiko kekurangan cairan, berusia lanjut, memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau menderita penyakit autoimun memiliki kelainan bentuk ginjal, Gejala Penyakit Ginjal

Ketika ginjal mengalami gangguan, maka fungsi-fungsi di atas juga akan terganggu. Tanda dan gejala yang umumnya muncul akibat gangguan pada ginjal antara lain:

Jumlah urine yang keluar saat buang air kecil berkurang

Perubahan warna pada urine, termasuk urine keruh atau bercampur darah


Nyeri di punggung bagian bawah yang menjalar ke perut bawah atau selangkangan, Nyeri saat buang air kecil, Kram atau kedutan di otot, Mual, muntah, dan hilang nafsu makan, Mudah lelah, Sesak napas, Kulit terasa gatal tanpa sebab, Tekanan darah meningkat, Anemia

Gejala-gejala penyakit ginjal di atas bisa muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap, sesuai dengan jenis penyakit ginjal yang diderita. (*) 


Jakarta (Pikiran Lampung)
– Pada bulan Maret 2020, COVID 19  ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO setelah kasus pertama ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. 

Bulan Maret tahun ini menandakan sudah genap 3 tahun dunia ini melawan COVID-19. COVID-19 sendiri telah menyebabkan lebih dari 6 juta kematian di dunia. 

Meskipun secara global kasus COVID-19 baru dan kematian serta perawatan akibat COVID-19 mengalami penurunan dibanding beberapa tahun lalu, namun trend kasus baru dan kematian akibat COVID-19 saat ini masih sulit diprediksi. 

Berdasarkan data dari kementerian kesehatan RI, trend kasus baru mulai meningkat sejak akhir Desember 2023 lalu.

Saat ini peningkatan kasus  COVID-19 disebabkan oleh varian EG.5 dan JN.1 yang merupakan turunan dari varian omicron. Hal ini menandakan bahwa COVID-19 masih ada di sekitar kita. 

Berbagai upaya penanggulangan perlu dilakukan, selain pengobatan, saat ini pencegahan COVID-19 melalui vaksinasi menjadi suatu aspek penting. 

Vaksin COVID-19 telah dilakukan pertama kali di Indonesia sejak Januari 2021 silam. Vaksinasi terbukti efektif dalam mencegah penularan dan beratnya penyakit akibat COVID-19 serta komplikasinya termasuk kematian.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita COVID-19 antara lain:

1.Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan nyeri dada.

2.Sindrom Pernapasan Akut Berat (ARDS): Kondisi paru-paru yang terjadi akibat peradangan yang parah, menyebabkan kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen yang serius.

3.Sepsis: Reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi, dapat menyebabkan peradangan yang merusak organ-organ tubuh.

4.Gagal ginjal: Infeksi virus COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.

5.Gangguan kardiovaskular: COVID-19 dapat menyebabkan peradangan pada jantung dan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

6.Gangguan neurologis: Beberapa penderita COVID-19 mengalami gangguan neurologis seperti kebingungan, kehilangan indera penciuman, dan stroke.

7.Gangguan mental: Isolasi sosial dan stres akibat pandemi COVID-19 dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

8.Komplikasi lainnya: Beberapa penderita COVID-19 juga mengalami komplikasi lain seperti trombosis, kerusakan hati, dan masalah pernapasan kronis.

Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa COVID-19 dapat memicu reaksi autoimun pada beberapa individu seperti sindrom kelelahan kronis, arthritis reaktif, dan gangguan neurologis autoimun. 

Selain itu, terdapat kasus yang melaporkan adanya peningkatan kadar antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri setelah terinfeksi COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut dapat memicu respon autoimun pada beberapa individu.

Meskipun begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara COVID-19 dan reaksi autoimun dengan lebih baik. Jika Anda mengalami gejala autoimun setelah pulih dari COVID-19, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengelolaan yang tepat.

Berdasarkan rekomendasi dari WHO, hingga saat ini vaksinasi COVID-19 masih tetap diperlukan oleh masyarakat. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dalam hal ini Satgas Imunisasi Dewasa telah mengeluarkan rekomendasi vaksinasi COVID-19 terbaru bagi orang dewasa. 

Rekomendasi ini dibuat sebagai acuan masyarakat dalam memperoleh vaksinasi COVID-19 serta sebagai upaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID di Indonesia. 

Rekomendasi ini perlu disosialisasikan kepada masyarakat secara luas agar tetap waspada tehadap penularan COVID19 serta pencegahannya dalam hal vaksinasi. 

Dalam mendukung hal ini, PAPDI Bersama Bio Farma telah melaksanakan kegiatan Diskusi Media Launching Vaksin COVID-19 mandiri di Rumah PAPDI pada tanggal 6 Maret 2024.

Acara ini dihadiri oeh pembicara dari PAPDI yang merupakan ahli di bidangnya antara lain Dr. dr. Sally A. Nasution, Sp.PD K-KV, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi Sp.PD K-AI , Dr. dr. Sukamto Koesnoe Sp.PD K-AI, yang dimoderator oleh dr. Suzy Maria Sp.PD K-AI, serta Bio Farma. 

Dalam kegiatan tersebut dipaparkan bahwa kelompok masyarakat yang di rekomendasikan untuk menerima vaksinasi COVID 19 berdasarkan rekomendasi PAPDI 2023 tentang vaksinasi COVID-19 adalah orang dewasa usia 18-59 tahun, lansia >59 tahun, orang dewasa dengan indikasi medis/komorbid, seperti penyakit jantung, penyakit hati kronis, penyakit ginjal (gagal ginjal, hemodialisis, penyakit ginjal stadium akhir), penderita diabetes melitus tipe 2, infeksi HIV, kondisi imunokompromais sedang-berat, wanita hamil dan juga petugas kesehatan. 

Saat ini telah tersedia vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh produsen dalam negeri yaitu Indovac.  Indovac merupakan vaksin produksi dari Bio Farma.  

Indovac merupakan vaksin COVID-19 berbasis protein subunit rekombinan yang dapat digunakan sebagai imunisasi aktif terhadap COVID-19. 

Vaksin ini telah memperoleh Izin Edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi sejak Desember 2023. Vaksin ini memiliki efikasi diatas 80% sehingga terbukti cukup efektif dan aman untuk mencegah penularan dan komplikasi akibat COVID 19 di Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor HK.01.07/MENKES/2193/2023 Tentang Pemberian Imunisasi COVID-19 Program, vaksinsasi COVID-19 masuk menjadi program imunisasi rutin efektif sejak 1 Januari 2024 di seluruh Indonesia. 

Terdapat dua kelompok yang diutamakan untuk menerima vaksinasi COVD-19 dari negara yaitu kelompok yang belum pernah menerima vaksin COVID-19 sama sekali dan kelompok yang sudah menerima minimal 1 dosis vaksin dengan dikhususkan bagi masyarakat lanjut usia, lanjut usia dengan komorbid, dewasa dengan komorbid, tenaga kesehatan yang bertugas di garda depan, ibu hamil, serta remaja diatas 12 tahun ke atas dan kelompok usia dengan kondisi imunokompromais sedang-berat. 

Sementara itu, sesuai Surat Edaran Dirjen Farmalkes HK.02.02/E/2571/2023 tentang Penyediaan Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksin COVID-19 pilihan, imunisasi COVID-19 menjadi imunisasi yang diperoleh secara mandiri. Vaksin Indovac menjadi salah satu vaksin yang dapat diakses oleh masyarakat melalui jalur mandiri. 

Dengan adanya regulasi vaksin COVID-19 yang diperoleh secara mandiri ini, diharapkan cakupan vaksinasi COVID-19 bagi masyrakat yang membutuhkan akan meningkat. (*)