Articles by "BI"
Tampilkan postingan dengan label BI. Tampilkan semua postingan


Lampung (Pikiran Lampung) - 
Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Paparkan Ekonomi Lampung Triwulan I 2024 yang di gelar bersama awak Media di Bukit Randu Resto, Bandar Lampung yang mengusung tema "Strategi Penguatan Permintaan Domestik di Tengah Ketidakpastian Global pada, Rabu (8/5/24). 

Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung, Junanto Herdiawan mengatakan, kegiatan pertemuan ini untuk mempererat silaturahmi dengan media di Lampung dan memaparkan langsung perekonomian di Lampung. 

Junanto juga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulan 1 tahun 2024 sebesar 3,3 yang mengalami perkembangan walau sedikit melambat dari triwulan sebelum ," Jelasnya. 

Selain itu, Fiskara Indawan selaku Ekonom Senior BI Provinsi Lampung, menjelaskan kebijakan BI mengenai nilai tukar rupiah, serta pertumbuhan ekonomi nasional tetap tinggi, meskipun dengan berbagai tantangan global dan berharap pertumbuhan ekonomi Lampung 2024 bisa lebih meningkat. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran BI Provinsi Lampung, Arry Priyanto menjelaskan digitalisasi pembayaran dengan sistem Qris yang mengalami perkembangan pesat dari tahun sebelumnya. 

BI berusaha meningkatkan sistem pembayaran Qris di segala aspek dengan sistem pembayaran digital demi memperkuat ekonomi di Lampung. (Si) 


Lampung (Pikiran Lampung)
- Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung April 2024 tercatat mengalami deflasi 0,01% (mtm), lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,36% (mtm). Realisasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat inflasi di Provinsi Lampung pada April dalam 3 (tiga) tahun terakhir dan tingkat inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,38% (mtm) dan 0,25% (mtm). Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada April 2024 mengalami inflasi 3,29% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Sumatera 3,52% (yoy), namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,00% (yoy).

Dilihat dari sumbernya, deflasi pada April 2024 terutama didorong oleh penurunan harga pada beberapa komoditas seperti: beras, cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit dan cabai hijau dengan andil masing-masing sebesar -0,37%; -0,26%; -0,07%; -0,07%; dan-0,02%. Penurunan harga beras sejalan dengan masuknya puncak panen raya pada Apri l2024 didukung dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya.

Selanjutnya, penurunan harga aneka cabai sejalan dengan masih berlangsungnya periode panen di beberapa daerah produsen cabai di Lampung dan Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu daerah pemasok cabai merah terbesar untuk Lampung. Adapun penurunan harga telur ayam ras sejalan dengan normalisasi permintaan pasca HBKN Ramadhan dan Idul Fitri di tengah pasokan yang tetap terjaga.

Di sisi lain, pada April 2024 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi, antara lain bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan tomat dengan andil masing-masing sebesar 0,44%; 0,05%; 0,04%; dan 0,04%. Kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh keterbatasan pasokan akibat banjir di daerah sentra produksi di Jawa Tengah yang merupakan pemasok bawang merah terbesar untuk Lampung. Kenaikan harga bawang putih sejalan dengan kenaikan harga di tingkat distributor akibat masih tingginya harga beli dari negara asal impor, terutama Tiongkok. Adapun kenaikan harga daging ayam ras sejalan dengan kenaikan harga jagung di tingkat peternak.

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan UMP tahun 2024 serta berlanjutnya penyaluran bansos; (ii) Berlanjutnya kenaikan harga emas dunia sejalan dengan belum meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah. Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah (i) Peningkatan harga komoditas hortikultura, terutama bawang merah akibat banjir di daerah sentra produksi dan kenaikan harga bawang putih sejalan dengan masih tingginya harga di negara asal impor; (ii) Kenaikan harga referensi minyak kelapa sawit pada awal tahun. Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) Kenaikan harga minyak dunia.sejalan dengan berlanjutnya ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah (ii) Kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.

Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga.

Adapun strategi 4K yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Keterjangkauan Harga

a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET. 

b. Melakukan monitoring harga dan pasokan , khususnya pada komoditas-komoditas sbb:

1. Komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya: bawang putih bawang merah, daging ayam ras, dan gula pasir.

2. Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga: telur ayam dan minyak goreng.

2. Ketersediaan Pasokan

a. Memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra Provinsi Lampung utamanya untuk komoditas yang sering bergejolak di Kota IHK.

b. Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mempercepat penanaman padi, optimalisasi peran bendungan dan pompanisasi, pendistribusian varietas yang cukup resisten terhadap genangan, dan pendistribusian traktor/alsintan.

3. Kelancaran Distribusi

a. Memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga kelancaran lalu lintas angkutan barang dan manusia.

b. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume penerbangan Lampung–Jakarta, perluasan rute penerbangan Lampung–Bali, serta operasionalisasi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni.

c. Melanjutkan upaya percepatan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.

d. Penguatan koordinasi antar OPD dan Kabupaten/Kota dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Nomor 23 tahun 2024 tentang pengawasan dan pengendalian distribusi gabah.

4. Komunikasi efektif

a. Melakukan rapat koordinasi secara formal, dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini.

b. Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam rangka menghindari perilaku panic buying (*)


Bandar Lampung (Pikiran Lampung) —
 Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan di Provinsi Lampung bulan Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 0,36% (mtm), lebih rendah dibandingkan periode Februari 2024 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,39% (mtm).

Tingkat inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat inflasi gabungan di Provinsi Lampung bulan Maret pada 3 (tiga) tahun terakhir dan tingkat inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,44% (mtm) dan 0,52% (mtm).

Secara tahunan, IHK gabungan di Provinsi Lampung bulan Maret 2024 tercatat mengalami inflasi 3,45% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,05% (yoy).

Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan Maret 2024 didorong oleh kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti: daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup, dan kopi bubuk dengan andil masing-masing sebesar 0,12%; 0,11%; 0,09%; 0,07%; dan 0,05%. Peningkatan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan ayam hidup terutama didorong oleh kenaikan harga pakan ternak dan akselerasi permintaan pada periode HBKN Ramadhan.

Adapun kenaikah harga bawang putih sejalan dengan kenaikan harga di tingkat distributor akibat meningkatnya harga beli dari negara asal impor, terutama Tiongkok.

Di sisi lain, pada bulan Maret 2024 terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi , antara lain cabai merah, beras dan cumi-cumi dengan andil masing-masing sebesar -0,19%; -0,13%; dan -0,03%. 

Penurunan harga cabai merah sejalan dengan masuknya periode panen di beberapa daerah produsen cabai di Lampung dan panen raya di Sukabumi sebagai salah satu daerah pemasok cabai merah terbesar untuk Lampung.

Adapun penurunan harga beras didorong oleh surplus gabah sejalan dengan masuknya periode panen pada Maret 2024. Sementara itu, penurunan harga cumi-cumi sejalan dengan terjaganya pasokan di tengah kondisi cuaca yang lebih kondusif. 

Lebih lanjut, terjaganya stabilitas harga pada Maret 2024 turut didukung oleh semakin intensifnya sinergi TPID se-Provinsi Lampung menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, terutama melalui pelaksanaan sidak pasar, pengecekan pasokan pada gudang distributor, serta pelaksanaan operasi pasar beras dan aneka cabai.

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan empat kabupaten/ kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024.

Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan UMP tahun 2024 serta berlanjutnya penyaluran bansos; (ii) Berlanjutnya ketidakpastian global seiring belum meredanya tensi geopolitik global yang berpotensi mendorong peningkatan harga emas dunia.

Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), adalah (i) Risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura yaitu Cabai dan Bawang pada periode tanam (ii) Risiko terbatasnya ketersediaan beras akibat mundurnya puncak produksi padi akibat El Nino, dan (iii) meningkatnya harga referensi minyak kelapa sawit pada awal tahun.


Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia tahun 2024; dan (ii) Potensi kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.

Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga.

Adapun strategi 4K yang ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Keterjangkauan Harga

a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET.

b. Melakukan monitoring harga dan pasokan , khususnya pada komoditas-komoditas sbb:

1. Komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya: bawang putih, daging ayam, gula pasir, minyak goreng, dan beras.

2. Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga: Aneka cabai, bawang merah, telur ayam. 


2. Ketersediaan Pasokan
a. Memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Intra Provinsi Lampung, utamanya untuk komoditas yang sering bergejolak di Kota IHK, dan pendistribusian traktor/alsintan.

3.Kelancaran Distribusi
a. Memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga kelancaran lalu lintas angkutan barang dan manusia.
b. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume penerbangan Lampung – Jakarta, perluasan rute penerbangan Lampung – Bali, serta operasionalisasi Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni.
c. Melanjutkan upaya percepatan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.
d. Penguatan koordinasi antar OPD dan Kabupaten/Kota dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Nomor 23 tahun 2024 tentang pengawasan dan pengendalian distribusi gabah.


4. Komunikasi efektif
a. Melakukan rapat koordinasi secara formal, dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui WhatsApp Group, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini.
b. Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam rangka menghindari perilaku panic buying. (*)




Bandar  (Pikiran Lampung) -  
Perluas pengedaran uang Rupiah layak edar, Bank Indonesia Provinsi Lampung (BI Lampung) gelar layanan kas keliling di Lampung City Mall (LCM).

Masih dalam rangkaian Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2024, BI Lampung berkolaborasi dengan Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Lampung untuk melayani penukaran uang di sentra perbelanjaan tersebut pada tanggal 1 – 3 April 2024.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya di mana penukaran uang periode Ramadan diselenggarakan di Kantor BI Lampung, tahun ini kami bekerjasama dengan perbankan Lampung untuk melayani penukaran di pusat-pusat keramaian seperti Lampung City Mall saat ini” hal tersebut disampaikan Junanto Herdiawan, Kepala Perwakilan BI Lampung, saat membuka kegiatan pada Senin (01/04).

Untuk diketahui, BI Lampung telah menyelenggarakan layanan penukaran uang Rupiah di Kapal Penyeberangan Portlink dan pasar-pasar strategis di Bandar Lampung pada Ramadan tahun 2024.

BI Lampung juga berikan pengalaman penukaran uang Rupiah yang berbeda kepada masyarakat, dengan menyajikan bilik edukasi sejarah Rupiah dan gerai UMKM. “Pada saat menukarkan uang Rupiahnya dalam 3 (tiga) hari ini, masyarakat juga bisa belajar sejarah Uang Rupiah pada bilik mini-museum BI.

Selain itu, kami juga hadirkan 10 gerai UMKM Kuliner binaan BI Lampung. Terima kasih kami sampaikan kepada General Manager LCM beserta jajaran atas dukungannya” ujar Junanto Herdiawan. Guna meningkatkan antusiasme masyarakat, BI Lampung juga melakukan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah dan QRIS kepada para pengunjung.

Antusiasme masyarakat cukup tinggi dalam menikmati pengalaman menukarkan uangnya di LCM pada hari pertama (01/04), ditunjukan dengan ramainya kunjungan mini-museum BI dan sesi sosialisasi yang berlangsung interaktif.
Guna memastikan aktivitas penukaran uang Rupiah dinikmati oleh sebagian besar masyarakat secara merata, BI membatasi jumlah uang yang ditukarkan per pecahan untuk setiap orang.

Masyarakat dapat menukarkan uangnya dengan nominal maksimal Rp4 juta yang terdiri dari 20 lembar pecahan Rp50.000, 50 lembar pecahan Rp20.000, 100 lembar pecahan Rp10.0000, 100 lembar pecahan Rp5.000, 200 lembar pecahan Rp2.000, dan 100 lembar pecahan Rp1.000.

Dalam hal ingin menukarkan uang Rupiahnya, masyarakat disarankan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu pada laman www.pintar.go.id. Lebih lanjut, KTP wajib ditunjukan kepada petugas kas keliling ketika hendak menukarkan uang Rupiah untuk memastikan identitas diri calon penukar sesuai dengan yang telah didaftarkan. (*)