Bandarlampung  (Pikiran Lampung
)- Hari Raya Idul Adha menjadi sebuah momen yang banyak dinantikan oleh sebagian besar masyarakat muslim di dunia khususnya Indonesia, sebab banyak orang berbahagia menyambut datangnya Idul Qurban yang hanya satu tahun sekali ini. Betapa tidak, setidaknya dalam setahun, ada satu hari dimana dapur masyarakat menjadi semerbak dengan harumnya masakan bernuansa daging kambing ataupun sapi.

Aneka masakan bisa dipilih untuk disajikan ke keluarga, misalnya saja berbentuk rendang, semur, sate, sop dan olahan lainnya berbahan dasar daging. Tentu saja daging tersebut diperoleh dari jatah daging qurban yang di dapat dari Masjid atau panitia Qurban di lingkungan sekitar. Seyogyanya, pemandangan inilah yang lazim dirasakan masyarakat kita.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang nyatanya tidak mendapat pemerataan distribusi daging qurban ? Jangankan dapur nya tercium aroma daging, membayangkan membawa bungkusan daging nya saja tidak bisa mereka rasakan. Inilah potret kondisi masyarakat kita yang nyatanya masih terdapat kesenjangan pemerataan distribusi daging qurban.

Melihat kondisi tersebut, ACT Bandarlampung menggandeng MT Babussalam – Al Ikhlas bersama UBL (Universitas Bandar Lampung) untuk membuat “Dapur Qurban”. Dapur Qurban ini berada di sekretariat MT Babussalam – Al Ikhlas Pahoman , Bandarlampung. Adapun daging yang di olah merupakan hasil dari Qurban yang dihimpun dari seluruh anggota Majelis Ta’lim yakni 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing. Sebagian besar daging qurban tersebut sudah dibagikan kepada keluarga dari para santri di Pondok Pesantren Rumah Tahfiz Al – Ikhlas di Desa Hurun – Kabupaten Pesawaran, sedang sebagian nya lagi dipakai untuk bahan baku Dapur Qurban.


Menurut Elva Aprilina (Koordinator Pelaksana Kegiatan Bakti Sosial MT Babussalam), Dapur Qurban ini dibuat sebagai bentuk kepedulian agar lebih banyak masyarakat yang memperoleh manfaat dari daging qurban Idul Adha Tahun ini. “Sebagian udah kita bagikan ke keluarga santri dan lingkungan sekitar Ponpes, sebagian nya lagi yang kita masak ini. Macam-macam masakannya ada Malbi, Pindang, kentang balado ati, ditambah telor dan sayurannya juga, lengkap” tuturnya.

Sebanyak 150 kotak santapan Daging Qurban berhasil disiapkan dari Dapur Qurban tersebut.Tim ACT Bandarlampung beserta para relawan langsung mendistribusikan paket santapan daging qurban ke lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Bakung – Bandarlampung.

Raut wajah berbinar dan bahagia saat memperoleh paket santapan Daging Qurban nampak jelas di wajah para pekerja yang setiap harinya berjuang mencari nafkah melalui gunungan sampah yang ada di TPA Bakung. Apa yang diberikan ini hanyalah sebuah usaha kecil untuk terus membersamai perjuangan masyarakat ditengah PPKM yang resmi diperpanjang ini.

Kepala ACT Bandarlampung, Fajar Yusuf Dirgantara menyampaikan bahwa ikhtiar memeriahkan Hari Raya Qurban harus di sambut gembira oleh semua umat muslim sedunia, memuliakan saudara yang kekurangan dengan sedekah Qurban Kita, karena semakin banyak yang berqurban semakin banyak yang merasakan berkahnya sampai pelosok dunia. “Semoga tahun depan umat muslim tidak menganggap momentum qurban ini sebagai momentum hari raya yang biasa saja, tapi sebaliknya sebagai Ibadah yang sangat dianjurkan dalam wujud Taqwa dan perjuangan untuk merebut cinta dan Kasih Sayang Allah dan STOP bilang belum mampu dan tidak bisa berqurban dulu” imbuhnya.

Semoga Dapur Qurban persembahan ACT Bandarlampung bersama MT Babussalam dan UBL ini dapat mendorong rasa kedermawanan dari seluruh masyarakat. Bahwa Pandemi bukan menjadi penghalang melainkan  menjadi momentum untuk lebih memperbanyak aksi dan empati terhadap semangat untuk terus berbagi.(wan) 

Post A Comment: