Bogor (Pikiran Lampung) -Pertandingan Persahabatan Leg ke-2 Antara Timnas Indonesia dan Curacao malam ini kembali berlangsung di Stadion Pakansari Cibinong Bogor Jawa Barat.
Dari Informasi yang diperoleh media ini, stasiun TV Indosiar akan menayangkan langsung pertandingan tersebut pada pukul 20.00 Wib.
Pantauan awak media di sekitar stadion pada pukul 16.00 wib, pendukung timnas sudah mulai berdatangan dan tiket sudah terjual ludes. Berdasarkan informasi yang ada, sebanyak 34 ribu lembar tiket sudah dijual.
Untuk diketahui, Timnas Senior Indonesia berkesempatan untuk melawan Curacao kali kedua masih dalam tajuk FIFA Matchday. Laga Indonesia vs Curacao akan tersaji di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (27/9/2022) malam WIB.
Indonesia sukses menekuk peringkat ke-84 ranking FIFA tersebut dengan skor 3-2 pada pertemuan pertama. Skuad besutan Shin Tae-yong kala itu tampil dengan pemain-pemain terbaik dalam formasi dasar 3-4-3.
Jelang pertemuan kedua nanti, Indonesia bisa saja melakukan rotasi penuh pada susunan sebelas pertamanya. Jika seluruh pemain yang dicadangkan akan dimainkan sejak awal, kekuatan tim masih seimbang.
Indonesia bisa saja menurunkan formasi pakem 4-4-2 untuk mengakomodasi komposisi peamin di bangku cadangan.
Ada dua pemain di bangku cadangan yang berposisi sebagai penjaga gawang. Selain Syahrul Trisna, ada pula nama Muhammad Riyandi.
Jika dipilih salah satu untuk menggantikan posisi Nadeo Argawinata di bawah mistar, Riyandi layak dipilih. Pemain berusia 22 tahun ini tidak pernah absen membela Barito Putera. Walaupun posisi tim anjlok di zona degradasi, Riyandi nyatanya sukses mencatatkan empat nirbobol.
Riyandi juga bukan nama baru di timnas Indonesia. Sampai saat ini, ia tercatat sudah lima kali mentas berseragam Garuda. Masalahnya, terakhir kali Riyandi dipercaya jadi kiper utama terjadi pada 25 November 2021 saat Indonesia menang 4-0 lawan Myanmar dalam laga uji coba.
Belakang
Asnawi secara mengejutkan disimpan Shin Tae-yong sampai laga berakhir pada pertemuan pertama menghadapi Curacao. Kondisinya yang sekarang segar, tentu layak mengisi posisi bek kanan Indonesia. Apalagi, Asnawi memang jadi salah satu pemain favorit STY di Indonesia.
Ridho sempat bermain pada pertemuan pertama, tetapi hanya empat menit. Walaupun masih berusia 20 tahun, Ridho punya jiwa kepemimpinan di belakang. Ia bahkan didaulat jadi kapten utama Persebaya Surabaya. Dengan kata lain, Ridho tetap jadi pilhan yang tepat untuk diturunkan sejak awal.
Pemanggilan Ferarri ke timnas senior memang mengejutkan. Sayangnya, ia belum diberi kesempatan tampil di pertemuan pertama. Walaupun begitu, Ferarri jelas siap turun mendampingi Ridho di jantung pertahanan karena kualitasnya berbicara selama membela Indonesia kelompok umur dan Persija Jakarta.
Indonesia secara mengejutkan tidak punya bek kiri murni selain Pratama Arhan. Untungnya Koko punya kemampuan bermain di bek kanan dan kiri sama baiknya ketika di Persebaya. Berkat pengalamannya itu, tidak ada salahnya jika pemain berusi 22 tahun ini bisa dipercaya mengawal sisi kiri pertahanan Garuda.
Kecepatan dan teknik olah bola Saddil tidak perlu diragukan lagi. Tapi kalau disuruh memilih antara sayap kiri atau kanan, Saddil sebaiknya bermain di sayap kanan untuk memaksimalkan kekuatan kaki kirinya. Ia bisa lebih mudah bergerak masuk ke tengah saat menyerang.
Beda halnya dengan Abimanyu, Marselino nyaris tidak pernah bermain dalam sistem dua gelandang tengah. Namun di pertemuan pertama, Marselino sudah bermain dalam sistem tersebut sejak awal babak kedua. Itu berarti pemain berusia 17 tahun ini bisa diandalkan jadi rekan duet Abimanyu.
Posisi sayap sebaliknya diisi oleh Dendy yang pada pertemuan pertama hanya bermain 15 menit. Dendy punya kekuatan di kaki kanan, sehingga ia masih bisa diandalkan untuk melakukan cut inside ke tengah.
Banyak yang mempertanyakan Sananta yang ditarik keluar di menit ke-84 saat dirinya baru masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-71. Namun, waktu tersebtu sudah cukup untuk membuktikan bahwa pemain berusia 19 tahun itu punya kemampuan, dari segi insting gol, kepercayaan diri, postur badan
Tidak seperti Sananta, Rafli punya atribut yang berbeda. Ia jauh lebih kreatif dan taktikal di lapangan. Pemahamahannya ini akan memudahkan Sananta untuk bergerak lebih bebas di depan dan memaksimalkan kemampuan Rafli di posisi yang agak dalam. (bolanet/Red)
Post A Comment: