Foto Ilustrasi. ist

Bandarlampung (Pikiran Lampung
)- Ketupat adalah makanan wajib saat lebaran bagi sebagian besar rakyat Indonesia yang beragama Islam. Baik itu lebaran Idul Fitri maupun Idul Adha. Namun, satu hari jelang Idul Adha yang jatuh besok 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah atau bertepatan dengan 20 Juli 2021, daun ketupat jadi barang langka di sebagian pasar tradisional Bandarlampung.

 Kelangkaan ini diakui Sigit, salah satu pedagang di sekitar Pasar Tugu Bandarlampung. " Iya bang, ini sangat langka yang jual daun ketupat. Biasanya sudah banyak pedagang atau pengrajin daun ketuapat dari kampung atau desa yang memasok ke pedagang di pasar Bandarlampung ini,"jelasnya, Senin (19/7/2021) 

 Kalau pun ada, lanjut Sigit, daun ketupat masih jarang dan harganya sangat mahal. Karena stok daun ketupat yang masih minim, lanjut Sigit, pedagang hanya menjual ketupat yang siap santap. " Kalaupun ada itu sangat mahal dan sudah matang,"pungkasnya.

Kelangkaan ini dirasakan oleh dua pembeli, Yati (41) dan Dwi Ningtias (32) warga Sukarame dan Sukabumi Bandarlampung. Sesuai dengan tradisi, Setiap Lebaran Yati yang berdarah asli Lampung dan Dwi yang asli Jawa, setiap lebaran memang menjadikan ketupat sebagai menu wajib di meja makan mereka.  

" Sudah tradisi dari dulu, ketupat harus sudah siap saat lebaran" ujar Yati. Lantaran daun ketupat belum tersedia, Yati terpaksa membeli daun ketupat yang sudah masak dan siap santap. Namun demikian, lanjut Dwi, cita rasa ketupat hasil beli jadi dengan ketupat olahannya sendiri tentu berbeda. "Pasti beda dong mas, antara beli jadi dan oalahan tangan sendiri,"jelasnya sambi tertawa kecil. Walaupun langka, namun kedua ibu rumah tangga ini tetap akan mencari ke pasar tradisonal lannya di Bandarlampung. "Semoga saja jelang sore nanti ada mas,"ujar mereka. 

Pantauan Pikiran Lampung, di beberapa pasar, seperti pasar tempel Sukarame, pasar tempel Sukabumi dan pasar Way Halim juga jarang dijumpai pegang yang menjual daun ketupat. Padahal pembeli daun ketupat ini cukup membludak jelang Idul Adha ini. Kelangkaan ini dimungkinkan juga ketakutan pedagang karena saat ini masih pandemi Covid19 dan Bandarlampung masih menerapkan PPKM darurat. (Edi)

.


Post A Comment: