Salah satu demo yang dilakukan warga beberapa waktu lalu..foto ist

JAKARTA – Banyak pihak meminta pemerintah dan pemangku kepentingan di negeri ini agar secepatnya merespon dengan mengambil tindakan nyata terhadap kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau ahok.
Sebab, orang yang menistakan agama perlu diambil tindakan. Hal ini ditegaskan sejarawan Jakarta, Alwi Shahab di ruang kerjanya, Rabu (26/10/2016).
Alwi berpendapat, Kepolisian harus mengambil tindakan hukum atas kasus penistaan Alquran  yang dilakukan oleh Ahok.

"Karena ini (pelecehan Alquran) sangat berbahaya. Kalau tidak diambil tindakan, rakyat akan berpikir pemerintah kokdiam saja," kata pria yang akrab disapa Abah Alwi ini.

Menurut Abah Alwi, tindakan Ahok bisa memantik terjadinya kerusuhan. Karena itu, ia mengimbau polisi segera mengambil tindakan hukum terhadap Ahok. "Tindakan hukum juga diperlukan terhadap siapa pun yang menistakan agama. Penista agama tidak boleh ditolerir, agar tidak menjadi preseden buruk dan tidak ada lagi yang berani menistakan agama," ucap Abah Alwi.

Pernyataan Ahok soal Al Maidah ayat 51 di mata Abah Alwi sangat menyinggung umat Islam. "Ini bukan soal Ahok keturunan Cina atau non-Muslim, tapi soal Ahok melecehkan Alquran dan menyinggung akidah umat Islam," kata pria berusia 80 tahun ini.

Abah Alwi berpendapat, rakyat saat ini menunggu tindakan pemerintah terhadap Ahok. "Penistaan seperti ini sebelumnya tidak pernah terjadi. Saat zamannya Ahok saja orang-orang keturunan mulai berani tampil," ucap wartawan senior Harian Republika ini.
Pria berdarah campuran Betawi-Arab ini meriwayatkan, Belanda dulu sangat menghormati keyakinan umat Islam. Bahkan, kata Abah Alwi, mereka tidak berani membangun gereja di tengah-tengah permukiman penduduk Muslim. "Apalagi membangun gereja-gereja di kampung yang sudah ada masjidnya, Belanda tidak pernah berani," ujar Abah Alwi.

Selain menghormati warga pribumi, Belanda takut akan perlawanan umat Islam. Karena itu, upaya kristenisasi dulu hanya lewat pendidikan. "Penyebaran agama Kristen oleh Belanda lewat sekolah-sekolah mereka," ucap dia.

Sementara itu, pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mendesak Presiden Joko 'Jokowi' Widodo segera merespons terkait kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama terkait surah Al Maidah ayat 51. Menurutnya kasus ini sangat serius dan perlu disikapi dengan hati-hati.
"Sebagai salah seorang yang berada di pusat pusaran krisis 1998, saya memahami situasi yang kita hadapi sekarang ini serius sehingga perlu ditangani dan disikapi dengan ekstra hati-hati namun tetap tenang dan kepala dingin," kata Yusril dalam akun Facebook pribadinya, Selasa (25/10).
Situasi akhir-akhir ini, tambahnya kalau tidak dikelola dengan baik bisa mengarah kemana-mana dan tidak terkontrol. Demo yang lebih besar pada 4 November mendatang terkait isu penodaan agama, jika tidak direspons dengan tepat ujungnya bisa bermuara ke Presiden.
"Pemerintah harus punya respons yang tepat atas isu sensitif ini. Salah ambil kebijakan bisa fatal. Ini imbauan saya kepada Pemerintah dan siapa saja yang mencintai bangsa ini dan bertekad untuk menjaga serta mempertahankan keutuhannya," ujar Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini.(rol/p1)


Post A Comment: