Lamteng (Pikiran Lampung)-
Kepala SDN 1 Kesuma Dadi, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) ke siswa di sekolah tersebut. Modusnya dengan melakukan penarikan dana dengan dalih pembangunan mussola.

Penarikan dana ini kabarnya dilakukan setiap tahun ke orang tua murid.

Tidak tanggung-tanggung dana yang ditentukan oleh oknum kepala sekolah tersebut yaitu Rp100.000 per wali murid dalam dua tahun berturut-turut belakangan ini, yang di tahun sebelumnya dengan kisaran Rp 50.000,-/wali murid.

Selain itu, berdasarkan info yang dihimpun media Pikiran Lampung di lapangan , bahwa adanya penarikan dana kepada setiap wali murid dari salah satu ruang kelas  dengan dalih untuk pembelian papan tulis.

Hal ini dikeluhkan beberapa wali murid , dikarenan mereka harus membayar iuran pasti setiap tahunnya tersebut, belum lagi jika setiap ada rapat itu pasti ada penarikan dana yang sudah ditentukan dari pihak sekolah.

" Kami ini gak tau apa-apa , jika dari pihak sekolah minta tarikan danaya kami kasih aja mas,"jelas salah satu wali murid yang anaknya merupakan siswa di sekolah tersebut, Rabu (11/9)

Di tempat terpisah , beberapa wali murid mengeluhkan dengan adanya tarikan yang ditentukan dari pihak sekolah tersebut , dikarena menurut keterangan mereka bahwa uang tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk pembangunan yang dimaksud,   akan tetapi ada tarikan yang diduga adanya penyimpangan karena ada bangunan yang pernah dijanjikan terkait penarikan dana seratus ribu per siswa tersebut akan tetapi ada pembangunannya yang sampai saat ini masih "fiktif".

" Baru dua tahun belakangan ini dari sekolah menentukan tarikan uang seratus ribu per siswa , kalau tahun sebelumnya itu lima puluh ribu ,  katanya untuk pembangunan musholla dan yang bikin kami kecewa itu bilang untuk bikin parkiran sepeda tapi sampai saat ini parkirannya enggak ada," keluh satu satu wali murid yang yang sedang menjemput anaknya di sekolah tersebut.

Dan yang lebih mirisnya lagi bahwa wali murid tidak pernah  tau tentang penggunaan dana BOS, dalam hal ini diduga tidak transparannya dari pihak sekolah terhadap wali murid tentang penggunaan BOS.

Saat akan dikonfirmasi , Supangat selaku bendahara di sekolah tersebut terkesan selalu menghindar dan sepertinya merasa takut untuk memberikan jawaban, sehingga ia lebih memilih menghindar dari media saat akan dimintai keterangan.

" Maaf mas, saya takut nanti saya salah jawab mas, nanti aja ya sama kepala sekolahnya saja , saya takut dimarahin kalau saya salah jawab,"ujar Supangat .(Joe/dra)

Post A Comment: